68 penerbangan Pekanbaru terancam batal karena asap
14 September 2015 16:15 WIB
Calon penumpang menunggu kepastian keberangkatan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Kamis (3/9). Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terganggu kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan.(ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap yang menyelimuti Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru membuat 68 penerbangan dari dan ke bandara itu terancam batal pada Senin.
"Hari ini ada sekitar 68 penerbangan, namun sejak sore kemarin sampai sekarang belum ada pesawat yang berhasil mendarat akibat buruknya jarak pandang," kata Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Ibnu Hasan kepada Antara di Pekanbaru.
Ia mengatakan saat ini jarak pandang di Bandara SSK II hanya sekitar 150 meter dan kemungkinan jarak pandang membaik menurut dia sangat kecil.
Hingga siang ini sudah ada 11 penerbangan yang dipastikan batal dan puluhan lainnya mengalami penundaan tanpa kepastian.
Akibatnya, calon penumpang tampak berkerumun di kantor maskapai penerbangan, sebagian besar dari mereka menanyakan kepastian jadwal keberangkatan serta mengganti penerbangan.
Beberapa calon penumpang lebih memilih meminta kembali uang pembelian tiket karena cuaca masih tidak menentu.
Aktivitas penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru telah mengalami serangkaian perubahan jadwal, dimana mayoritas maskapai yang berjadwal pagi telah mengganti jadwal dari pagi ke siang sejak 2 September.
"Kebijakan itu diambil mengingat jarak pandang pada pagi hari umumnya memburuk dan keadaan semakin membaik disiang hari," kata General Manager SSK II Pekanbaru Dani Indra Irawan beberapa waktu lalu.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan beberapa daerah di Riau masih diselimuti kabut asap pekat.
Di Pekanbaru dan Rengat Indragiri Hulu pada pukul 07.00 WIB tadi kabut asap sangat pekat sehingga jarak pandang hanya berkisar 80 meter. Sementara di Pelalawan dan Dumai jarak pandang hanya 50 meter.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah menyatakan status darurat pencemaran udara di provinsi berjuluk Bumi Lancang Kuning tersebut setelah beberapa pekan terakhir kualitas udara terus memburuk.
"Hari ini ada sekitar 68 penerbangan, namun sejak sore kemarin sampai sekarang belum ada pesawat yang berhasil mendarat akibat buruknya jarak pandang," kata Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Ibnu Hasan kepada Antara di Pekanbaru.
Ia mengatakan saat ini jarak pandang di Bandara SSK II hanya sekitar 150 meter dan kemungkinan jarak pandang membaik menurut dia sangat kecil.
Hingga siang ini sudah ada 11 penerbangan yang dipastikan batal dan puluhan lainnya mengalami penundaan tanpa kepastian.
Akibatnya, calon penumpang tampak berkerumun di kantor maskapai penerbangan, sebagian besar dari mereka menanyakan kepastian jadwal keberangkatan serta mengganti penerbangan.
Beberapa calon penumpang lebih memilih meminta kembali uang pembelian tiket karena cuaca masih tidak menentu.
Aktivitas penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru telah mengalami serangkaian perubahan jadwal, dimana mayoritas maskapai yang berjadwal pagi telah mengganti jadwal dari pagi ke siang sejak 2 September.
"Kebijakan itu diambil mengingat jarak pandang pada pagi hari umumnya memburuk dan keadaan semakin membaik disiang hari," kata General Manager SSK II Pekanbaru Dani Indra Irawan beberapa waktu lalu.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan beberapa daerah di Riau masih diselimuti kabut asap pekat.
Di Pekanbaru dan Rengat Indragiri Hulu pada pukul 07.00 WIB tadi kabut asap sangat pekat sehingga jarak pandang hanya berkisar 80 meter. Sementara di Pelalawan dan Dumai jarak pandang hanya 50 meter.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah menyatakan status darurat pencemaran udara di provinsi berjuluk Bumi Lancang Kuning tersebut setelah beberapa pekan terakhir kualitas udara terus memburuk.
Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: