Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak naik lima poin menjadi Rp14.320 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir pekan lalu.
"Data ekonomi Amerika Serikat yang diumumkan akhir pekan lalu belum meningkatkan harapan kenaikan suku bunga The Fed yang rencananya akan diumumkan setelah rapat Komite Pasar Terbuka Federal tanggal 16-17 September," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia mengatakan angka awal indeks sentimen konsumen Amerika Serikat berada di tingkat 85,7 pada September, jauh di bawah perkiraan pasar di angka 91,9.
Sementara inflasi harga produsen Amerika Serikat tetap di level minus 0,8 persen pada bulan Agustus.
"Dolar AS mengalami penurunan di tengah redanya harapan kenaikan suku bunga The Fed," katanya.
Dari Eropa, lanjut dia, mata uang euro juga terus menguat setelah ekonomi kawasan euro secara konsiten membaik dan masalah utang di Yunani mereda.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan persepsi pasar bahwa The Fed akan menunda kembali rencananya menaikkan suku bunga membuka sedikit ruang bagi rupiah untuk menguat.
"The Fed diperkirakan menunda kenaikan suku bunganya menyusul data-data ekonomi AS terbaru masih cenderung melambat," katanya.
Pertumbuhan ketenagakerjaan Amerika Serikat, kata dia, juga dinilai belum cukup kuat dan situasi itu diharapkan dapat membuat The Federal Reserve menunda kenaikan suku bunganya.
Di sisi lain, lanjut dia, nilai tukar dolar AS yang cukup tinggi terhadap mayoritas mata uang utama dunia juga dapat memengaruhi laju ekonomi AS karena harga dolar AS yang tinggi akan membuat barang Amerika Serikat menjadi kurang kompetitif.
Rupiah bergerak naik ke Rp14.320 per dolar AS
14 September 2015 10:48 WIB
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi Rp14.320 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: