ITS gelar pelatihan robotika bagi pelajar
13 September 2015 23:57 WIB
ilustrasi Workshop Robot LF Siswa Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum saat Workshop Robot Line Follower Analog di Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, Kamis (14/5). Kegiatan itu untuk memberikan pengenalan dan pelatihan kepada siswa dilingkungan Ponpes tentang teknologi dalam bidang robotika, agar memahami tentang teknologi yang semakin berkembang. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) ()
Tulungagung (ANTARA News) - Program pelatihan robotika yang digelar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di MAN 2 Tulungagung, Jawa Timur, Minggu, mendapat apresiasi dari kalangan pelajar dari berbagai sekolah.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (12/9) itu bahkan menarik minat kalangan siswa untuk mengikuti setiap materi pendidikan maupun sesi praktikum, mulai dari tahap perakitan, pemrograman hingga uji coba dan adu ketangkasan robot jenis pemadam kebakaran dan pengangkut barang tersebut.
Pelatihan robotika itu diikuti oleh sedikitnya 25 siswa yang terbagi dalam enam kelompok dari empat lembaga Madrasah Aliyah Negeri di Tulungagung maupun Kabupaten Blitar.
"Di Jatim, kami bekerja sama dengan sedikitnya 25 lembaga madratsah aliyah dari berbagai kota/kabupaten. Tiga di antaranya di Tulungagung ini, dan satu di Blitar," kata Ketua Bidang Pengembangan Kurikulum Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITS, Dr Chusairy di Tulungagung.
Para siswa MA tidak memiliki kemampuan dasar elektronika yang lengkap sebagaimana siswa sekolah kejuruan (SMK), namun menurut Chusairy, animo siswa madratsah aliyah cukup besar.
Terbukti, sejak program pelatihan yang dikemas dalam kegiatan pengabdian masyarakat di bidang pendidikan teknologi kreatif itu diluncurkan pada 2006 di Pamekasan, hingga saat ini jumlah peminat terus bertambah.
Namun, kata Chusairy, pihak LPPM ITS untuk sementara masih membatasi kerjasama pelatihan melalui program pendidikan setara D-1 tersebut hanya dengan madratsah yang memiliki keseriusan dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler robotika bagi siswa-siswinya.
"Selain itu kami juga terkendala keterbatasan SDM (sumber daya manusia), karena jika semua ditampung justru tenaga pelatihnya yang tidak ada (kurang)," ujarnya.
Kendati begitu, lanjut dia, LPPM ITS tetap berkomitmen untuk terus memperkenalkan sekaligus mengembangkan kurikulum robotika di kalangan pelajar, meskipun hanya masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut dia, pengenalan dunia robotika dalam ranah pendidikan siswa madratsah aliyah penting guna memopulerkan teknologi kreatif di kalangan pelajar MA/MAN.
"Fokus yang kami sasar dalam program ini memang siswa MA/MAN karena berdasar data penerimaan mahasiswa baru di ITS, rasio mahasiwa baru di kampus kami yang berlatar belakang madrasah (aliyah) tidak sampai lima persen," ungkapnya.
Dalam kegiatan pelatihan robotika di MAN 2 Tulungagung itu sendiri diikuti oleh empat madrasah aliyah negeri, yakni MAN 1 Tulungagung, MAN 2 Tulungagung, MAN 3 Tulungagung, serta MAN Tlogo Kabupaten Blitar.
Bersama sekolah/madrasah lain di Jatim, mereka akan diperlombakan dalam satu eksebisi bertajuk "Prodistik in Competition IT in Madratsah" yang digelar ITS pada 21 November 2015.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (12/9) itu bahkan menarik minat kalangan siswa untuk mengikuti setiap materi pendidikan maupun sesi praktikum, mulai dari tahap perakitan, pemrograman hingga uji coba dan adu ketangkasan robot jenis pemadam kebakaran dan pengangkut barang tersebut.
Pelatihan robotika itu diikuti oleh sedikitnya 25 siswa yang terbagi dalam enam kelompok dari empat lembaga Madrasah Aliyah Negeri di Tulungagung maupun Kabupaten Blitar.
"Di Jatim, kami bekerja sama dengan sedikitnya 25 lembaga madratsah aliyah dari berbagai kota/kabupaten. Tiga di antaranya di Tulungagung ini, dan satu di Blitar," kata Ketua Bidang Pengembangan Kurikulum Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITS, Dr Chusairy di Tulungagung.
Para siswa MA tidak memiliki kemampuan dasar elektronika yang lengkap sebagaimana siswa sekolah kejuruan (SMK), namun menurut Chusairy, animo siswa madratsah aliyah cukup besar.
Terbukti, sejak program pelatihan yang dikemas dalam kegiatan pengabdian masyarakat di bidang pendidikan teknologi kreatif itu diluncurkan pada 2006 di Pamekasan, hingga saat ini jumlah peminat terus bertambah.
Namun, kata Chusairy, pihak LPPM ITS untuk sementara masih membatasi kerjasama pelatihan melalui program pendidikan setara D-1 tersebut hanya dengan madratsah yang memiliki keseriusan dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler robotika bagi siswa-siswinya.
"Selain itu kami juga terkendala keterbatasan SDM (sumber daya manusia), karena jika semua ditampung justru tenaga pelatihnya yang tidak ada (kurang)," ujarnya.
Kendati begitu, lanjut dia, LPPM ITS tetap berkomitmen untuk terus memperkenalkan sekaligus mengembangkan kurikulum robotika di kalangan pelajar, meskipun hanya masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut dia, pengenalan dunia robotika dalam ranah pendidikan siswa madratsah aliyah penting guna memopulerkan teknologi kreatif di kalangan pelajar MA/MAN.
"Fokus yang kami sasar dalam program ini memang siswa MA/MAN karena berdasar data penerimaan mahasiswa baru di ITS, rasio mahasiwa baru di kampus kami yang berlatar belakang madrasah (aliyah) tidak sampai lima persen," ungkapnya.
Dalam kegiatan pelatihan robotika di MAN 2 Tulungagung itu sendiri diikuti oleh empat madrasah aliyah negeri, yakni MAN 1 Tulungagung, MAN 2 Tulungagung, MAN 3 Tulungagung, serta MAN Tlogo Kabupaten Blitar.
Bersama sekolah/madrasah lain di Jatim, mereka akan diperlombakan dalam satu eksebisi bertajuk "Prodistik in Competition IT in Madratsah" yang digelar ITS pada 21 November 2015.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: