Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan Turnamen Sepakbola Piala Presiden yang di mulai 30 Agustus 2015 termasuk fase delapan delapan besar ini akan berlangsung dalam format dua leg, dipastikan tidak ada permainan skor, kata Ketua Komite Pengarah (Steering Committee - SC) Maruarar Sirait.

Ketua SC Piala Presiden, Maruarar Sirait, memastikan turnamen ini berjalan dengan transparan dan pertandingan pun dipastikan berjalan "fair-play".

"Sebagaimana permintaan Bpk Presiden Jokowi, pertandingan harus transparan dan terbuka. Tidak ada permainan skor. Kita memang mau transpransi ini bukan hanya basa-basi. Ini harus dibuktikan di lapangan," kata Maruarar Sirait saat dihubungi, Sabtu malam.

Pertandingan leg pertama akan digelar pada 19-20 September dan leg kedua bakal dihelat pada 26-27 September. Klub yang masuk delapan besar adalah Bali United, Arema Cronus,‎ Sriwijaya FC, Persebaya United, PSM Makassar, Mitra Kukar, Persib Bandung, dan Pusamania Borneo.

Maruarar mengatakan, pertandingan kedepalan klub ini sudah ditentukan dalam drawing depalan besar di Royal Kuningan Hotel, Jumat kemarin (11/9).

"Kami benar-benar awasi terus. Termasuk juga terkait dengan hak-hak yang diterima oleh klub. Termasuk juga soal keuangan, OC kerjasama dengan Price Waterhouse Coopers (PWC). Kita harus buktikan ini diaudit secara terbuka. Kamia harus jaga kepercayaan semua pihak, termasuk klub, sponsor, pemain dan publik," kata Maruarar.

Ketika dihubungi terpisah, CEO Mahaka Sport, Hasani Abdul Gani, memastikan bila pihaknya sudah bekerja maksimal dalam menyelenggaraan pertandingan ini. Dia pun menegaskan bahwa hak-hak kepada klub sudah dijalankan sebagaimana yang telah disampaikan sejak awal.

"Hingga saat ini, komunikasi dengan semua pihak, termasuk dengan SC, Bapak Maruarar, berjalan dengan baik. Kami memang sama-sama berangkat dari niat baik untuk memperbaiki sepakbola Indonesia," ujar Hasani.

Direktur Klub PSM Makassar, Sumirlan, merasa bangga dan gembira dengan Piala Presiden ini. Turnamen ini berhasil digelar dengan transparan, fair-play, dan dengan kualitas wasit yang sangat bagus serta berani. Wasit misalnya berani memberi dua kali kartu merah pada pemain yang bermain di kandang, dan tidak membuat supporter marah karena memang berjalan dengan jujur dan sportif.

"Ibarat kita kehausan, Piala Presiden ini menjadi air yang mengakhiri dahaga kita. Turnamen ini sangat bagus sekali. Benar-benar sportif. Semoga kita semua bisa menjaga nama baik Presiden dengan pertandingan ini. Jangan bikin malu dunia olahraga," kata Sumirlan.