Jakarta (ANTARA News) - Polisi menduga pelaku penembakan Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kamis (10/9) menggunakan senjata rakitan berdasarkan hasil analisis bentuk proyektil dan pecahan kaca.
"Dari analisa proyektil yang sedang berlangsung, diduga senjata yang digunakan adalah senjata rakitan," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal di Jakarta, Jumat.
Namun polisi masih melakukan analisis untuk menentukan jenis senjata yang digunakan pelaku untuk menembak gedung milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Hari ini polisi akan memeriksa Staf Khusus Kementerian ESDM Widyawan Prawiraatmadja, yang ruangannya menjadi sasaran tembak.
Polisi sebelumnya telah memeriksa empat karyawan Kementerian ESDM terkait penembakan tersebut dan mengumpulkan barang bukti berupa proyektil, pecahan kaca dan kamera CCTV yang berada di luar dan di dalam ruangan.
Polisi menduga pelaku menembak Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dari Jembatan Layang Casablanca Jakarta Selatan.
"Jarak dari jembatan layang ke gedung tersebut jaraknya sekitar 40 meter," kata dia.
Iqbal menegaskan bahwa sasaran tembak jauh dari ruangan Menteri ESDM Sudirman Said di lantai 4 gedung yang menjadi sasaran tembak tersebut.
Menteri ESDM dan staf khususnya berkantor di gedung itu selama kantornya Gedung Kementerian ESDM, Jalan Merdeka Selatan No.18, Jakarta Pusat, direnovasi.
Iqbal belum bisa memberikan rincian mengenai jumlah pelaku dan motif mereka serta jenis kendaraan dan peluru yang digunakan pelaku.
"Kami masih melakukan pendalaman, namun segala motif bisa saja terjadi, termasuk motif paling sederhana yaitu tidak sengaja pelatuknya tertarik dan tertembak," kata dia.
Polisi duga penembak gedung ESDM gunakan senjata rakitan
11 September 2015 14:41 WIB
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal di Jakarta, Jumat.(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: