Batam (ANTARA News) - Sejumlah penerbangan dari Batam tujuan Sumatera daratan masih dibatalkan meski asap yang menyelimuti Bandara Internasional Hang Nadim menipis.
"Yang batal adalah sebagian penerbangan dari Lion Air tujuan Jambi, Pekanbaru, Padang, Medan. sebagian masih batal. Untuk daerah lain masih dikonfirmasi," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Jumat.
Sementara itu penerbangan Citilink yang dibatalkan tujuan Medan, Padang sore, Surabaya pada Jumat sore dan tujuan Pekanbaru pada Jumat siang ini.
Ia mengatakan, sebenarnya untuk jarak pandang di Batam sudah naik dari 1.500 meter pada Kamis (10/9) sore menjadi di atas 4.000 pada Jumat pagi ini.
"Yang menjadi kendala masih pada bandara tujuan. Sebenarnya untuk Hang Nadim sendiri tidak ada masalah," kata dia.
Suwarso mengatakan, berdasarkan informasi jarak pandang bandara-bandara di Sumatera daratan masih terbatas. Sehingga harus terjadi pembatalan penerbangan dari Batam.
"Kami berharap agar kondisi di Sumatera daratan segera membaik. Sehingga seluruh penerbangan bisa kembali normal seperti biasanya," kata Suwarso.
Sebelumnya Kasi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Agus Tri menyatakan asap di Batam sangat tergantung dari kondisi di Sumatera daratan.
"Asap yang menyelimuti Batam seluruhnya kiriman dari Sumatera daratan khususnya Palembang dan Jambi. Jadi, jika kebakaran tidak segera teratasi maka potensi kiriman asap ke Batam masih tinggi," kata dia.
Ia mengatakan, hingga Kamis sore tidak terpantau titik panas di wilayah Kepri meski juga terjadi kemarau panjang.
Sementara itu BMKG memperkirakan potensi hujan di Batam dan wilayah lain di Provinsi Kepri masih ada meski bersifat lokal.
"Sebenarnya jika curah hujan banyak, maka akan mampu menetralisir asap kiriman. Namun peluangnya hanya bersifat lokal saja," kata Tri.
Sejumlah penerbangan Batam dibatalkan meski cuaca membaik
11 September 2015 11:19 WIB
Landasan pacu dan tempat parkir pesawat di Bandara Hang Nadim Batam.(ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
Pewarta: Larno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: