Perth (ANTARA News) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia
(APTISI) merintis kemitraan dengan organisasi timpalannya di Australia
lewat kunjungan ke beberapa universitas di Perth dan penandatanganan
Nota Kesepahaman (MoU).
Kepada Antara, di
Perth, Kamis, Ketua Umum APTISI, Prof. Edy Suandi Hamid, menjelaskan
bahwa tujuan dari kunjungan delegasi APTISI ke beberapa universitas di
Perth adalah bagian dari upaya internasionalisasi PTS Indonesia dan
menjalin kemitraan yang lebih luas.
"Kunjungan ini adalah kunjungan balasan karena delegasi ACPET
(Australian Council for Private Education and Training) telah berkunjung
ke beberapa universitas di Bali dan Jawa, Mei lalu," kata Edy.
ACPET adalah organisasi yang menaungi 1.200 anggota secara nasional,
mewakili beragam industri pendidikan tinggi di Australia.
Lewat menandatanganan MoU dengan ACPET, diharapkan akan dieksekusi
kerjasama antar-universitas Indonesia dan Australia terkait dengan
pengiriman dosen untuk sekolah ke Australia, salah satunya dengan
kemudahaan mendapatkan surat penerimaan (LoA) atau kelas bahasa Inggris.
Selain untuk kepentingan peningkatan kualitas dosen, diharapkan
kerjasama ini akan memperluas jangkauan pengiriman mahasiswa Australia
ke Indonesia lewat skema ACICIS yang saat ini banyak berada di
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII).
"Kita juga berharap kerjasama ini akan meluas ke penyelenggaraan seminar bersama, publikasi bersama," kata dia menambahkan.
Delegasi APTISI yang berkunjung ke Perth meliputi 37 orang yang
mewakili 23 instansi perguruan tinggi swasta berskala kecil, menengah,
dan besar dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali.
Turut dalam delegasi sembilan orang rektor dari President University,
Universitas Cokroaminoto Palopo, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,
Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Muhammadiyah Surabaya,
Universitas Pasir Pengaraian, Universitas Wiraraja, Universitas Narotama
Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Terdapat juga lima wakil rektor yang mewakili Universitas Satya Wacana
Salatiga, Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Universitas Mercu
Buana, Universitas Unikom Bandung, dan Universitas Kader Bangsa
Palembang.
Delegasi APTISI mengunjungi
Kings Park dan Botanical Garden, Marr Mooditj Training Inc, kampus Edith
Cowan University (ECU), Murdoch University, Notre Dame University, dan
Curtin University.
Notre Dame University
adalah satu-satunya universitas swasta di Perth. Sementara itu di ECU,
APTISI menandatangani surat niatan kerjasama (LoI) yang akan
ditindaklanjuti antar-universitas secara langsung.
Di Indonesia, terdapat 4.274 perguruan tinggi yang 3.900 di antaranya
merupakan instansi swasta. Data per Juni 2015 dari APTISI juga mendapati
bahwa 70 persen mahasiswa menuntut ilmu di PTS, sementara 30 persen
lainnya di PTN.
Meskipun mendominasi
sebaran mahasiswa, banyak juga PTS yang lemah dalam hal kualitas, "Dan
kunjungan kerjasama ini adalah salah satu upaya penguatan jaringan PTS
Indonesia dengan mitranya di Australia," ujar Edy.
Asosiasi PTS Indonesia rintis kemitraan dengan Australia
10 September 2015 20:34 WIB
Ketua Umum APTISI, Prof. Edy Suandi Hamid. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: