Kualitas udara Batam makin buruk
10 September 2015 15:38 WIB
Dokumentasi warga bersepeda motor mengangkut babi hutan (Sus crofa) menembus jalanan yang diselimuti kabut asap di Niaso, Muaro Jambi, Rabu (9/9). Warga yang memiliki perkebunan sawit sering memburu babi hutan yang dianggap hama karena kerap merusak tanaman. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Kualitas udara di Kota Batam, Kepulauan Riau, semakin memburuk, akibat kiriman kabut asap dari Pulau Sumatera, belakangan ini.
"Hari ini pemantauan kami, Indeks Standar Pencemaran Udara sudah 127. Sudah tidak sehat," kata Kepala Bapedalda Batam, Dendi Purnomo, di Batam, Kamis.
Angka ISPU itu tertinggi dibanding kualitas udara sepanjang tahun ini.
Ia mengatakan Bapedalda bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Kepala Badan Penanggulangan Bendaca Daerah akan membagikan 10.000 masker kepada pengguna jalan.
"Masker akan dibagikan di simpang-simpang yang padat, untuk meminimalkan debu masuk ke dalam tubuh," kata Purnomo.
Bapedalda menyarankan kepada masyarakat yang sensitif debu dan asap agar menggunakan masker selama di luar ruangan.
Bapedalda mengimbau agar masyarakat mengurangi kegiatan luar ruangan.
"Jarak pandang mengecil, bagi pengguna jalan agar berhati-hati," kata dia.
Ia juga meminta agar masyarakat tidak memperparah kualitas udara dengan membakar sampah dan lainnya sampai kondisi udara membaik.
"Kualitas udara yang tidak sehat, jangan diperparah oleh masyaraakat dengan membakar sampah atau membakar hutan," kata dia.
Sementara itu sejumlah warga Batam mengeluhkan kualitas udara selama beberapa terakhir ini, yang membahayakan kesehatan dan keselamatan berkendara.
"Hari ini pemantauan kami, Indeks Standar Pencemaran Udara sudah 127. Sudah tidak sehat," kata Kepala Bapedalda Batam, Dendi Purnomo, di Batam, Kamis.
Angka ISPU itu tertinggi dibanding kualitas udara sepanjang tahun ini.
Ia mengatakan Bapedalda bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Kepala Badan Penanggulangan Bendaca Daerah akan membagikan 10.000 masker kepada pengguna jalan.
"Masker akan dibagikan di simpang-simpang yang padat, untuk meminimalkan debu masuk ke dalam tubuh," kata Purnomo.
Bapedalda menyarankan kepada masyarakat yang sensitif debu dan asap agar menggunakan masker selama di luar ruangan.
Bapedalda mengimbau agar masyarakat mengurangi kegiatan luar ruangan.
"Jarak pandang mengecil, bagi pengguna jalan agar berhati-hati," kata dia.
Ia juga meminta agar masyarakat tidak memperparah kualitas udara dengan membakar sampah dan lainnya sampai kondisi udara membaik.
"Kualitas udara yang tidak sehat, jangan diperparah oleh masyaraakat dengan membakar sampah atau membakar hutan," kata dia.
Sementara itu sejumlah warga Batam mengeluhkan kualitas udara selama beberapa terakhir ini, yang membahayakan kesehatan dan keselamatan berkendara.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: