Saham Tokyo dibuka jatuh lebih dari tiga persen
10 September 2015 10:19 WIB
Seorang pria berdiri di depan logo Bursa Efek Tokyo di Tokyo, Rabu (11/4). Bursa Efek Tokyo dan Grup Sekuritas Daiwa bekerja sama dengan bank sentral Myanmar untuk membentuk penjualan saham di Myanmar, menurut kantor berita Jepang, NHK. Mereka bertujuan untuk membangun perdagangan sekuritas pada 2015 dan pembangunan ekonomi dan infrastruktur finansial baru. (REUTERS/Toru Hanai)
Tokyo (ANTARA News) - Saham-saham Tokyo turun lebih dari tiga persen pada pembukaan perdagangan Kamis, setelah mengalami lonjakan satu hari terbesar mereka sejak 2008.
Indeks Nikkei-225 di Bursa Efek Tokyo kehilangan 3,21 persen, atau 602,86 poin, menjadi 18.167,65 di menit-menit pertama perdagangan.
Bursa saham Tokyo anjlok, setelah meroket 7,71 persen pada Rabu, memimpin reli pasar ekuitas Asia karena investor memburu saham-saham murah, sementara yen melemah dan harapan bahwa volatilitas pasar liar di Tiongkok berakhir juga mendorong pembelian.
Tetapi mereka kehilangan momentum kenaikan setelah saham-saham AS ditutup melemah tajam pada Rabu, karena kekhawatiran beralih ke kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada minggu depan.
"Pasar akan tetap stabil sampai pertemuan Fed pekan depan," Nader Naeimi, kepala alokasi aset dinamis AMP Capital Investors yang berbasis di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Investor kembali fokus pada potensi kenaikan suku bunga AS dan bagaimana hal itu akan berdampak pada pasar negara-negara berkembang."
Pada perdagangan valas di Tokyo, dolar melemah menjadi 120,19 yen, dibandingkan dengan 120,54 yen di New York.
Euro dikutip 1,1236 dolar dan 135,13 yen, dibandingkan dengan 1,1205 dolar dan 135,05 yen.
Indeks Nikkei-225 di Bursa Efek Tokyo kehilangan 3,21 persen, atau 602,86 poin, menjadi 18.167,65 di menit-menit pertama perdagangan.
Bursa saham Tokyo anjlok, setelah meroket 7,71 persen pada Rabu, memimpin reli pasar ekuitas Asia karena investor memburu saham-saham murah, sementara yen melemah dan harapan bahwa volatilitas pasar liar di Tiongkok berakhir juga mendorong pembelian.
Tetapi mereka kehilangan momentum kenaikan setelah saham-saham AS ditutup melemah tajam pada Rabu, karena kekhawatiran beralih ke kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya pada minggu depan.
"Pasar akan tetap stabil sampai pertemuan Fed pekan depan," Nader Naeimi, kepala alokasi aset dinamis AMP Capital Investors yang berbasis di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Investor kembali fokus pada potensi kenaikan suku bunga AS dan bagaimana hal itu akan berdampak pada pasar negara-negara berkembang."
Pada perdagangan valas di Tokyo, dolar melemah menjadi 120,19 yen, dibandingkan dengan 120,54 yen di New York.
Euro dikutip 1,1236 dolar dan 135,13 yen, dibandingkan dengan 1,1205 dolar dan 135,05 yen.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: