Harga minyak turun 1,79 dolar AS
10 September 2015 05:39 WIB
Ilustrasi. Komplek kilang minyak milik Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) III Plaju Sungai Gerong, Palembang, Sumsel, Sabtu (2/5). Kilang minyak Pertamina (Persero) RU-III memiliki luas area sebesar 384 hektar yang terbagi menjadi dua, yaitu daerah Plaju sebesar 230 hektar dan daerah Sungai Gerong sebesar 154 hektar. Kilang Plaju didirikan pada tahun 1903 dan kilang Sungai Gerong pada tahun 1926. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena ekspektasi kenaikan lain dalam persediaan AS menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 1,79 dolar AS menjadi berakhir di 44,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan global, ditutup pada 47,58 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,94 dolar AS dari penutupan Selasa.
Para investor "cemas" tentang data resmi persediaan minyak AS yang akan datang, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Departemen Energi (DoE) akan merilis laporan mingguan pada Kamis, lebih lambat sehari dari biasanya karena Senin merupakan libur Hari Buruh.
Laporan ini "akan menjadi salah satu yang sangat penting. Ini datang setelah minggu terakhir, ketika kami memiliki penumpukan penyimpanan besar dan itu pada dasarnya awal dari musim pemeliharaan (kilang)," kata Yawger.
"Pasar mengantisipasi penumpukan cukup baik dan juga Anda akan mendapatkan pengurangan di tingkat utilisasi kilang, meninggalkan banyak minyak mentah di pasar."
Para analis memperkirakan persediaan minyak mentah komersial AS naik 250.000 barel dalam minggu yang berakhir 4 September, menurut Bloomberg News.
Pada saat yang sama, DoE memperkirakan dalam sebuah laporan terbaru pada Rabu bahwa produksi minyak mentah AS akan menurun hingga pertengahan tahun depan dalam menanggapi harga minyak yang rendah, sebelum meningkat lagi pada akhir 2016 karena ekspektasi kenaikan dalam harga minyak.
Produksi minyak mentah AS turun 140.000 barel per hari pada Agustus dari Juli. Pemerintah AS menurunkan perkiraan produksinya untuk 2015 menjadi 9,2 juta barel per hari, 100.000 barel lebih rendah dari perkiraannya pada bulan lalu.
Meski begitu, total produksi minyak AS tahun ini diperkirakan akan menjadi yang tertinggi sejak 1972.
(Uu.A026)
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 1,79 dolar AS menjadi berakhir di 44,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan global, ditutup pada 47,58 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,94 dolar AS dari penutupan Selasa.
Para investor "cemas" tentang data resmi persediaan minyak AS yang akan datang, kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.
Departemen Energi (DoE) akan merilis laporan mingguan pada Kamis, lebih lambat sehari dari biasanya karena Senin merupakan libur Hari Buruh.
Laporan ini "akan menjadi salah satu yang sangat penting. Ini datang setelah minggu terakhir, ketika kami memiliki penumpukan penyimpanan besar dan itu pada dasarnya awal dari musim pemeliharaan (kilang)," kata Yawger.
"Pasar mengantisipasi penumpukan cukup baik dan juga Anda akan mendapatkan pengurangan di tingkat utilisasi kilang, meninggalkan banyak minyak mentah di pasar."
Para analis memperkirakan persediaan minyak mentah komersial AS naik 250.000 barel dalam minggu yang berakhir 4 September, menurut Bloomberg News.
Pada saat yang sama, DoE memperkirakan dalam sebuah laporan terbaru pada Rabu bahwa produksi minyak mentah AS akan menurun hingga pertengahan tahun depan dalam menanggapi harga minyak yang rendah, sebelum meningkat lagi pada akhir 2016 karena ekspektasi kenaikan dalam harga minyak.
Produksi minyak mentah AS turun 140.000 barel per hari pada Agustus dari Juli. Pemerintah AS menurunkan perkiraan produksinya untuk 2015 menjadi 9,2 juta barel per hari, 100.000 barel lebih rendah dari perkiraannya pada bulan lalu.
Meski begitu, total produksi minyak AS tahun ini diperkirakan akan menjadi yang tertinggi sejak 1972.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: