Jakarta (ANTARA News) - Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Juli 2015 tumbuh melambat.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2015 yang tercatat sebesar 197,4 atau tumbuh 4,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan 22,3 persen (yoy) pada Juni 2015.

Perlambatan pertumbuhan penjualan eceran terutama didorong oleh menurunnya penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang tumbuh sebesar 6,6 persen (yoy), lebih rendah dari 30,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Penurunan ini seiring dengan melambatnya perekonomian, kendati pada bulan Juli 2015 terdapat hari raya Idul Fitri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Rabu.

Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran terendah terjadi di Jakarta sebesar -39,2 persen (yoy).

Penjualan eceran diperkirakan kembali meningkat pada Agustus 2015. Kondisi itu tercermin dari perkiraan IPR Agustus 2015 sebesar 185,4 atau tumbuh 10,6 persen (yoy).

"Peningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada mayoritas kelompok barang," ujar Tirta.

Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada Oktober 2015 diperkirakan menurun. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 132,1, sedikit menurun dibandingkan 132,4 pada bulan sebelumnya.

"Penurunan ekspektasi tekanan kenaikan harga tersebut ditengarai dipengaruhi oleh relatif stabilnya harga dari distributor," kata Tirta.