Kemenag minta Naqabah perbaiki kualitas bus antarkota
9 September 2015 18:13 WIB
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil bertemu Ketua Naqabah Ammah Li Sayarah (Organda Arab Saudi) Letjen (purn) Ahmad Abdullah Sumbawa untuk membahas perbaikan bus antarkota untuk jemaah haji, di Makkah, Saudi Arabia, Rabu (9/9/2015). (ANTARA News/Risbiani Fardaniah)
Makkah (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta asosiasi angkutan darat di Arab Saudi atau Naqabah Ammah Li Sayarah, memperbaiki kualitas bus antarkota yang beberapa kali mengalami mogok saat mengantar jemaah dari Madinah ke Makkah.
Hal itu dikemukakan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Djamil pada pertemuan dengan Ketua Naqabah Ammah Li Sayarah letjen (purn) Ahmad Abdullah Sumbawa, di Makkah, Rabu.
"Kami minta transportasi (antarkota) pada gelombang kedua (Makkah-Madinah) dan sisa (angkutan) Madinah-Makkah diperbaiki," kata Abdul Djamil usai pertemuan yang juga dihadiri oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Ketua PPHI Arab Saudi 1436H/2015M Ahmad Dumyathi Basori, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat.
Ia mengakui ada beberapa kasus bus mogok dan bentuk ketidaknyamanan lainnya, termasuk AC mati, selama pengangkutan jemaah dari Madinah ke Makkah sejak 30 Agustus 2015 sampai sekarang.
"Seperti diketahui tahun ini tidak ada upgrade (peningkatan kualitas bus), sehingga kondisi bus tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Ada banyak masalah di tengah jalan," kata Abdul Djamil.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Daker Mekkah saat pertemuan dengan tim pengawas pelaksanaan haji dari DPR-RI, akhir pekan lalu, sebanyak 14 bus mengalami mogok sebagian besar dari perusahan bus Abu Sarhad dan Hafil.
Kemudian juga ada kasus AC bus mati dari kedua perusahan itu, serta kecelakaan berupa mesin mobil terbakar dan percikan api pada rem.
Kondisi itu, diakui Abdul Djamil menjadi perhatian pemerintah dan DPR-RI agar ada perbaikan kualitas bus antarkota pada musim haji tahun depan.
Apalagi, juga ada kasus koper jemaah yang tidak terangkut bus, sehingga pemerintah harus menyewa truk tambahan untuk membawa koper tersebut.
"Kami yang sudah menangani haji bertahun-tahun sudah paham kemungkinan potensi masalah bila transportasi tidak di-upgrade," ujarnya.
Abdul Djamin mengatakan pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan positif bahwa Ketua Naqabah Ahmad Abdullah Sumbawa sendiri akan langsung mengecek kondisi bus di Madinah.
Perbaikan fasilitas transportasi antarkota menjadi penting bagi 155.200 jemaah haji reguler. Indonesia merupakan negara yang membawa calon jemaah haji terbesar dibandingkan negara lainnya.
"Besok dia akan datang ke Madinah untuk lihat proses keberangkatan. Akan lihat perbaikan," katanya.
Hal itu dikemukakan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Djamil pada pertemuan dengan Ketua Naqabah Ammah Li Sayarah letjen (purn) Ahmad Abdullah Sumbawa, di Makkah, Rabu.
"Kami minta transportasi (antarkota) pada gelombang kedua (Makkah-Madinah) dan sisa (angkutan) Madinah-Makkah diperbaiki," kata Abdul Djamil usai pertemuan yang juga dihadiri oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Ketua PPHI Arab Saudi 1436H/2015M Ahmad Dumyathi Basori, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat.
Ia mengakui ada beberapa kasus bus mogok dan bentuk ketidaknyamanan lainnya, termasuk AC mati, selama pengangkutan jemaah dari Madinah ke Makkah sejak 30 Agustus 2015 sampai sekarang.
"Seperti diketahui tahun ini tidak ada upgrade (peningkatan kualitas bus), sehingga kondisi bus tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Ada banyak masalah di tengah jalan," kata Abdul Djamil.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Daker Mekkah saat pertemuan dengan tim pengawas pelaksanaan haji dari DPR-RI, akhir pekan lalu, sebanyak 14 bus mengalami mogok sebagian besar dari perusahan bus Abu Sarhad dan Hafil.
Kemudian juga ada kasus AC bus mati dari kedua perusahan itu, serta kecelakaan berupa mesin mobil terbakar dan percikan api pada rem.
Kondisi itu, diakui Abdul Djamil menjadi perhatian pemerintah dan DPR-RI agar ada perbaikan kualitas bus antarkota pada musim haji tahun depan.
Apalagi, juga ada kasus koper jemaah yang tidak terangkut bus, sehingga pemerintah harus menyewa truk tambahan untuk membawa koper tersebut.
"Kami yang sudah menangani haji bertahun-tahun sudah paham kemungkinan potensi masalah bila transportasi tidak di-upgrade," ujarnya.
Abdul Djamin mengatakan pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan positif bahwa Ketua Naqabah Ahmad Abdullah Sumbawa sendiri akan langsung mengecek kondisi bus di Madinah.
Perbaikan fasilitas transportasi antarkota menjadi penting bagi 155.200 jemaah haji reguler. Indonesia merupakan negara yang membawa calon jemaah haji terbesar dibandingkan negara lainnya.
"Besok dia akan datang ke Madinah untuk lihat proses keberangkatan. Akan lihat perbaikan," katanya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: