Hasil panenan padi sistem Jajar Legowo lebih banyak 3 ton/hektar
9 September 2015 02:26 WIB
Ilustrasi. Seorang petani memanen padi di areal sawah desa Panyindangan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/3). Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi nasional pada tahun 2015 sebesar 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik sebesar 10 persen dari tahun lalu. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Bupati Aceh Besar Syamsulrizal melakukan panen padi pertama di lahan seluas 68 hektar yang menggunakan sistem tanam Jajar Legowo (Jarwo) di Gampong Cureh, Kecamatan Indrapuri, Selasa.
"Penggunaan sistem tanam jajar legowo (jurong 2:1) terbukti lebih meningkatkan hasil panen dari pada penggunaan sistem konvensional atau tradisional yang biasa digunakan," katanya di sela-sela panen perdana di Aceh Besar.
Ia menjelaskan dengan sistem tradisional hanya mampu menghasilkan 6,4 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare. Sementara sistem jarwo mampu menghasilkan 9,2 ton per hektare.
"Pemakaian sistem tanam jarwo tak hanya meningkatkan produksi padi namun juga lebih efisien, dan biaya usaha tani. Jadi ada peningkatan hasil panen yang signifikan," katanya.
Dalam panen perdana sistim legewo tersebut juga hadir Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Ansari Muhammad, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Mahdi dan Muspika Indrapuri.
Wabup meminta instansi terkait, khususnya BP2KP dan dinas pertanian agar selalu melakukan evaluasi, sehingga hasilnya lebih baik dan permasalahan yang masih dihadapi petani dapat diatasi.
"Saya minta kepada instansi terkait dan para penyuluh agar penerapan sistem tanam jajar legowo menjadi prioritas dan dapat diadopsi oleh seluruh petani di Aceh Besar," katanya.
Wabup Syamsulrizal berpesan keberhasilan kabupaten itu dalam memproduksi padi harus mampu dipertahankan dan terus ditingkatkan di masa mendatang.
"Pemerintah telah mencanangkan berbagai program swasembada pangan guna melepas negeri ini dari ketergantungan impor beras. Kita harap Aceh Besar mampu menjadi pioner program tersebut," katanya.
Sementara Kepala BP2KP Aceh Besar Mahdi mengatakan, pihaknya terus memberikan penyuluhan kepada petani bahwa penggunaan sistem jarwo dan pemupukan yang benar sangat bermafaat bagi produktivitas hasil panen.
"Penggunaan sistem tanam jajar legowo (jurong 2:1) terbukti lebih meningkatkan hasil panen dari pada penggunaan sistem konvensional atau tradisional yang biasa digunakan," katanya di sela-sela panen perdana di Aceh Besar.
Ia menjelaskan dengan sistem tradisional hanya mampu menghasilkan 6,4 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare. Sementara sistem jarwo mampu menghasilkan 9,2 ton per hektare.
"Pemakaian sistem tanam jarwo tak hanya meningkatkan produksi padi namun juga lebih efisien, dan biaya usaha tani. Jadi ada peningkatan hasil panen yang signifikan," katanya.
Dalam panen perdana sistim legewo tersebut juga hadir Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Ansari Muhammad, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Mahdi dan Muspika Indrapuri.
Wabup meminta instansi terkait, khususnya BP2KP dan dinas pertanian agar selalu melakukan evaluasi, sehingga hasilnya lebih baik dan permasalahan yang masih dihadapi petani dapat diatasi.
"Saya minta kepada instansi terkait dan para penyuluh agar penerapan sistem tanam jajar legowo menjadi prioritas dan dapat diadopsi oleh seluruh petani di Aceh Besar," katanya.
Wabup Syamsulrizal berpesan keberhasilan kabupaten itu dalam memproduksi padi harus mampu dipertahankan dan terus ditingkatkan di masa mendatang.
"Pemerintah telah mencanangkan berbagai program swasembada pangan guna melepas negeri ini dari ketergantungan impor beras. Kita harap Aceh Besar mampu menjadi pioner program tersebut," katanya.
Sementara Kepala BP2KP Aceh Besar Mahdi mengatakan, pihaknya terus memberikan penyuluhan kepada petani bahwa penggunaan sistem jarwo dan pemupukan yang benar sangat bermafaat bagi produktivitas hasil panen.
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: