Mekkah (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengkampanyekan Program Jelegar atau kepanjangan dari jamaah lemas menjadi segar dengan senantiasa minum air zam-zam dan kurma untuk menjaga kesehatan selama beribadah di Tanah Suci.

"Menghadapi situasi yang berbeda, jamaah akan mengalami kelelahan dan lemas, karena itu kami mengikhtiarkan agar tetap segar dengan Program Jelegar, jemaah lemas dan lemah menjadi segar," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr dr Fidiansjah, pada pemantapan manasik yang dihadiri ratusan jamaah Indonesia, di Pemondokan 201, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa.

Iklim panas di Arab Saudi dengan suhu udara yang bisa menembus angka 45 derajat celcius memicu jamaah mudah terkena dehidrasi sehingga badan menjadi lemah dan lemas. Oleh karena itu, kata dia, untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh, jamaah diimbau meminum air zam-zam selama berada di Masjidil Haram, dan kurma yang sering kali dibagikan oleh mereka yang ingin beramal di sekitar Masjid.

Ia meyakini perpaduan air zam-zam yang penuh barokah dan kurma yang memiliki nilai kalori dan gizi tinggi namun tidak membahayakan bagi jamaah yang sedang menderita kencing manis, maka stamina jamaah bisa terjaga selama mereka beribadah

Kendati demikian, Fidiansjah mengingatkan agar jamaah tetap harus menjaga kesehatan jangan sampai kelelahan karena ibadah di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi.

"Pilih ibadah yang termasuk rukun dan wajib haji, jangan terforsir dengan ibadah sunah yang akan meletihkan jamaah itu sendiri," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) PPIH 1436H/2015M Daerah Kerja (Daker) Makkah, Tawwabuddin M Mulyana. Ia mengatakan jamaah tidak harus melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, cukup di mushola yang ada di hotel.

"Jangan dipaksakan berumrah berkali-kali, karena fisik jamaah harus dipersiapkan untuk puncak haji di Arafah," ujarnya.

Ditambahkan Pelaksana Bimbingan Haji Daker Makkah Prof Aswadi, jamaah harus menjaga kesehatan fisik dan akal mereka, agar ruh ibadah di Tanah Suci benar-benar merasuk dalam kehidupan sehari-hari ketika kembali ke Tanah Air.

"Selama (jamaah) memenuhi kesehatan, perilaku dan nilai ibadah bisa dimaksimalkan. Kesehataan itu dijaga," katanya.

Ia juga menilai beribadah terutama shalat dimana pun di Tanah Suci sama saja pahalanya karena bersinergi dengan Masjidil Haram. Oleh karena itu, menurut dia, selama berada di Tanah Suci, jamaah harus memanfaatkan peluang untuk bertasbih dan berzikir sebanyak-banyaknya membesarkan dan mengagungkan nama Allah.