Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyampaikan bahwa 11 jenazah WNI korban kapal imigran Indonesia yang tenggelam di wilayah perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia segera dipulangkan kembali ke daerah asalnya masing-masing.

"Pagi ini, 11 jenazah siap dipulangkan. Enam jenazah dipulangkan ke Aceh, tiga ke Medan, dan dua ke Jawa Timur," kata Menlu Retno saat ditemui di Gedung MPR/DPR/DPD di Jakarta, Selasa.

Menurut Menlu, sebelumnya tujuh jenazah korban kapal tenggelam juga sudah tiba di Indonesia dan dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing, yaitu empat jenazah dipulangkan ke Medan dan tiga lainnya ke Surabaya.

"Kami sudah peroleh konfirmasi bahwa jenazah sudah diterima oleh keluarga. Pemulangan jenazah ke keluarganya dilakukan melalui kerja sama dengan pemda," ujar dia.

"Sesuai informasi yang kita peroleh dari tim Malaysia, jumlah korban meninggal 61 orang, korban selamat 20 orang," lanjut Retno.

Menlu lebih lanjut menyampaikan bahwa Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Polri sudah berangkat menuju Malaysia dan sudah berkomunikasi dengan Tim DVI Polisi Malaysia untuk bekerja sama melakukan proses identifikasi terhadap korban tenggelam yang masih belum teridentifikasi.

"Kesulitan identifikasi jenazah karena banyak jenazah yang ditemukan tidak dalam kondisi utuh sehingga kalau diidentifikasi secara visual sulit dan tidak banyak barang pribadi yang terkait identitas jenazah tersebut," jelas dia.

Oleh karena itu, kata Menlu, saat ini Tim DVI akan fokus melakukan identifikasi korban melalui sample DNA.

Sebelumnya, kapal yang diduga mengangkut para pendatang gelap Indonesia tenggelam di daerah Sabak Berenam, negara bagian Selangor, sekitar 16 kilometer dari pantai Malaysia. Kapal itu berjenis perahu kayu dengan ukuran panjang sekitar 15 meter dengan lebar tiga meter.

Kapal itu diduga terbalik dan tenggelam akibat kelebihan muatan dan cuaca buruk ketika para imigran tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia untuk liburan Idul Adha.

Kecelakaan tersebut dilaporkan oleh nelayan Malaysia pada Jumat pukul 10.30 waktu setempat.

Berdasarkan atas laporan, yang diterima KBRI di Kuala Lumpur, kapal itu diduga tenggelam akibat jumlah penumpang yang melebihi kapasitas kapal.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal juga mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kapal itu sementara ini diindikasikan akibat kelebihan muatan.

"Menurut nelayan Malaysia, muatan kapal saat itu 100 orang penumpang padahal kapasitas kapal maksimal 70 orang," kata Iqbal.

Kapal yang tenggelam di lepas pantai barat Malaysia dekat Selat Malaka tersebut dilaporkan mengangkut para imigran gelap asal Indonesia.

Terkait hal itu, Iqbal mengatakan Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan bekerja sama mencari cara untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

"Kami berkomitmen untuk melakukan diskusi bilateral dengan Pemmerintah Malaysia untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi pada masa depan," kata dia.