Ini strategi antar obat cepat buat jemaah
7 September 2015 23:29 WIB
ilustrasi Tenaga Pengantar Obat Jamaah Haji Tenaga Pengantar Obat (Tepat) yang menggunakan sepeda, resmi diluncurkan dan siap melayani jamaah haji Indonesia di Makkah, Selasa. Tenaga pengantar obat tersebut menggunakan sepeda untuk mengantisipasi macetnya lalu lintas di Makkah karena banyaknya jamaah dunia menjelang puncak haji. (Unggul Tri Ratomo) (
Makkah (ANTARA News) - Di tengah kota suci Makkah yang semakin padat oleh jemaah dari berbagai penjuru dunia, layanan pengobatan harus tetap jalan untuk jemaah calon haji Indonesia yang sakit.
Untuk itu, pemerintah melalui Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) daerah kerja (Daker) melibatkan sejumlah pemukim, warga negara Indonesia, yang sudah lama berada di Arab Saudi untuk membantu mengantar obat.
Program antar obat cepat itu, disebut TEPAT atau tenaga pengantar obat dengan target antaran obat tersebut tepat waktu dan tepat sasaran.
"Kriteria petugas TEPAT, harus sehat, punya pengetahuan terkait pelayanan kesehatan, punya fasilitas sepeda atau sepeda motor, serta diutamakan siap untuk tidak berhaji untuk menjamin kinerja mereka efektif selama masa tugas," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M, Mawari Edy, pada saat peluncuran TEPAT di BPHI Makkah, Senin.
Ia mengatakan ada 29 mukimin yang mendaftar jadi tim TEPAT, namun hanya 21 yang diwawancara untuk seleksi, dan akhirnya hanya sembilan orang yang menjadi tenaga pengantar obat tersebut.
"Kesembilan orang itu semuanya punya sepeda. Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan, sepeda lebih mudah dan cepat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr Fidiansyah SP menambahkan.
Jumlah tenaga pengantar obat tersebut, lanjut dia, disesuaikan dengan jumlah sektor tempat pemondokan jemaah calon haji Indonesia, yang mencapai sembilan sektor.
"Jadi tim TEPAT akan mengantar obat dari sektor ke kloter-kloter (kelompok terbang)," katanya.
Peranan mereka, kata Fidiansyah, menjadi penting karena tenaga medis yang ada di kloter jadi fokus melayani kesehatan jemaah di kloter masing-masing. "Mereka (tim medis) tidak harus keluar untuk mengambil obat," kata dia.
Sebelum ada TEPAT, tenaga medis di kloter yang terdiri dari satu dokter dan dua perawat, kadang harus keluar mengambil obat di kantor sektor yang kadang letaknya jauh, sehingga mengurangi kegiatan pelayanan medis di kloter.
"Dengan ada TEPAT, mereka tinggal memasukkan data yang dibutuhkan ke komputer yang terhubung dengan sektor," kata Fidiansyah. Ia juga mengatakan TEPAT akan memainkan peranan penting juga pada saat puncak haji yaitu di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armina) ketika jalan-jalan di Makkah semakin padat dan jemaah mulai banyak kelelahan dan sakit.
Untuk itu, pemerintah melalui Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) daerah kerja (Daker) melibatkan sejumlah pemukim, warga negara Indonesia, yang sudah lama berada di Arab Saudi untuk membantu mengantar obat.
Program antar obat cepat itu, disebut TEPAT atau tenaga pengantar obat dengan target antaran obat tersebut tepat waktu dan tepat sasaran.
"Kriteria petugas TEPAT, harus sehat, punya pengetahuan terkait pelayanan kesehatan, punya fasilitas sepeda atau sepeda motor, serta diutamakan siap untuk tidak berhaji untuk menjamin kinerja mereka efektif selama masa tugas," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M, Mawari Edy, pada saat peluncuran TEPAT di BPHI Makkah, Senin.
Ia mengatakan ada 29 mukimin yang mendaftar jadi tim TEPAT, namun hanya 21 yang diwawancara untuk seleksi, dan akhirnya hanya sembilan orang yang menjadi tenaga pengantar obat tersebut.
"Kesembilan orang itu semuanya punya sepeda. Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan, sepeda lebih mudah dan cepat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Dr Fidiansyah SP menambahkan.
Jumlah tenaga pengantar obat tersebut, lanjut dia, disesuaikan dengan jumlah sektor tempat pemondokan jemaah calon haji Indonesia, yang mencapai sembilan sektor.
"Jadi tim TEPAT akan mengantar obat dari sektor ke kloter-kloter (kelompok terbang)," katanya.
Peranan mereka, kata Fidiansyah, menjadi penting karena tenaga medis yang ada di kloter jadi fokus melayani kesehatan jemaah di kloter masing-masing. "Mereka (tim medis) tidak harus keluar untuk mengambil obat," kata dia.
Sebelum ada TEPAT, tenaga medis di kloter yang terdiri dari satu dokter dan dua perawat, kadang harus keluar mengambil obat di kantor sektor yang kadang letaknya jauh, sehingga mengurangi kegiatan pelayanan medis di kloter.
"Dengan ada TEPAT, mereka tinggal memasukkan data yang dibutuhkan ke komputer yang terhubung dengan sektor," kata Fidiansyah. Ia juga mengatakan TEPAT akan memainkan peranan penting juga pada saat puncak haji yaitu di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armina) ketika jalan-jalan di Makkah semakin padat dan jemaah mulai banyak kelelahan dan sakit.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: