Pemkot diharapkan perketat pintu pendakian Gunung Lokon
7 September 2015 21:48 WIB
Dokumentasi--Erupsi Gunung Api Lokon. Gunung api Lokon Erupsi mengeluarkan abu vulkanik ketika terlihat di Jalan Ring Road Manado, Sulawesi Utara, Rabu (20/5). (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)
Manado (ANTARA News) - Pemerintah Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) diharapkan memperketat pintu masuk pendakian ke kawah atau puncak Gunung Lokon pascaerupsi Sabtu (29/8) lalu.
"Dikhawatirkan bila terjadi letusan tiba-tiba dan secara bersamaan ada pendaki yang naik ke puncak atau menuju kawah Lokon. Tentu ini sangat membahayakan keselamatan," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Armando Mangole Tomohon, Senin.
Pengetatan terhadap pintu-pintu masuk, kata dia, dimaksudkan untuk lebih mempertegas lagi rekomendasi pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) bahwa di radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan tidak ada aktivitas termasuk pendakian.
Karena itu, harap dia, rekomendasi yang diberikan PVMBG dipatuhi warga sekitar maupun pendaki sehingga terhindar dari bahaya letusan tiba-tiba.
"Hingga kini aktivitas vulkanik masih fluktuatif karena masih terekam gempa-gempa dangkal serta gempa embusan," katanya.
Sejak pukul 00.00 - 18.00 WITA, kata Armando, terekam enam kali gempa vulkanik dangkal serta tujuh kali gempa embusan yang terkadang diikuti debu.
Gunung Lokon kembali bererupsi pada akhir Agustus dan melontarkan material debu vulkanik setinggi 1.500 meter, letusan serupa juga pernah terjadi pada 20 Mei 2015 dengan ketinggian debu letusan yang diperkirakan sama, serta diiringi bunyi dentuman yang terdengar hingga pos pengamatan gunung api berjarak lima kilometer.
"Dikhawatirkan bila terjadi letusan tiba-tiba dan secara bersamaan ada pendaki yang naik ke puncak atau menuju kawah Lokon. Tentu ini sangat membahayakan keselamatan," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Armando Mangole Tomohon, Senin.
Pengetatan terhadap pintu-pintu masuk, kata dia, dimaksudkan untuk lebih mempertegas lagi rekomendasi pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) bahwa di radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan tidak ada aktivitas termasuk pendakian.
Karena itu, harap dia, rekomendasi yang diberikan PVMBG dipatuhi warga sekitar maupun pendaki sehingga terhindar dari bahaya letusan tiba-tiba.
"Hingga kini aktivitas vulkanik masih fluktuatif karena masih terekam gempa-gempa dangkal serta gempa embusan," katanya.
Sejak pukul 00.00 - 18.00 WITA, kata Armando, terekam enam kali gempa vulkanik dangkal serta tujuh kali gempa embusan yang terkadang diikuti debu.
Gunung Lokon kembali bererupsi pada akhir Agustus dan melontarkan material debu vulkanik setinggi 1.500 meter, letusan serupa juga pernah terjadi pada 20 Mei 2015 dengan ketinggian debu letusan yang diperkirakan sama, serta diiringi bunyi dentuman yang terdengar hingga pos pengamatan gunung api berjarak lima kilometer.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: