Enam gubernur yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah masih menetapkan status Siaga Darurat, dengan laporan jarak pandang 300 meter di Pekanbaru, Riau.
Jarak pandang lebih pendek, yaitu 200 meter di Rengat dan Pelalawan, 2.000 meter di Dumai, 1.000 meter di Jambi dan 500 meter di Banjarmasin pada pagi hari.
Kepala Pusat Data dan Informasi sekaligus Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan resminya menyebutkan, paling tidak ada empat strategi dalam operasi darurat asap itu.
Pertama, operasi hujan buatan dan pemboman air oleh BNPB menggunakan tiga unit pesawat Casa C-212 Aviocar yang telah menyebar 115 ton hujan buatan di awan Riau, 40 ton di Sumatera Selatan dan 22 ton di Kalimantan Barat.
Selain itu 13 unit helikopter dioperasikan untuk pemboman air. Dengan rincian tiga unit di Riau, dua unit di Sumatera Selatan, dua unit di Jambi, dua unit di Kalimantan Barat, dua unit di Kalimantan Tengah dan satu unit di Kalimantan Selatan.
Strategi kedua pemadaman di darat oleh tim gabungan yang berasal dari komponen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, TNI, Kepolisian Indonesia, mahasiswa pencinta alam, dan masyarakat umum, yang di tiap provinsinya telah dikerahkan lebih dari 1.500 personel untuk operasi itu.
Ketiga, operasi penegakan hukum oleh polisi dan PPNS. Sedikitnya 39 kasus kebakaran hutan di Sumatra sepanjang tahun ini telah ditangani oleh Polri, sedangkan PPNS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyegel lahan-lahan yang terbakar.
Penegakan hukum juga akan terus ditingkatkan dengan mengerahkan para personel Polri dan PPNS guna memburu para pembakar, sementara aparat TNI disebar melakukan patroli dan menjaga daerah-daerah yang sering dibakar.
Strategi keempat adalah pelayanan kesehatan dan sosialisasi, termasuk di antaranya maklumat pelarangan membakar hutan dan lahan oleh semua Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) di enam provinsi lokasi kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, ribuan masker sudah dibagikan kepada masyarakat yang menurut data di Sumsel ada sebanyak 22.555 jiwa menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas sedang di Riau terdapat 1.002 jiwa.