Kudus (ANTARA News) - Sebanyak 62 peserta audisi umum Djarum beasiswa bulu tangkis 2015 melakukan "beep test" guna mengukur kebugaran dan daya tahan mereka.

"Setelah sekian hari (bertanding) di lapangan. Tes ini untuk mengukur endurance (daya tahan) dan kebugaran. Sebagai pendukung untuk tes kemarin," ujar Pelatih Kepala PB Djarum Fung Permadi saat menyaksikan pelaksanaan "beep test" di GOR Djarum Jati, Kudus, Minggu.

Fung mengatakan, tes itu digunakan untuk mengukur VO2max (kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan menggunakan oksigen selama olahraga berintensitas tinggi) yang menunjukkan kondisi kebugaran dan daya tahan seseorang.

Tes tersebut, lanjut Fung, tidak terlalu berpengaruh pada hasil tes sebelumnya.

"Bisa dibilang tidak sampai 10 persen (pengaruhnya pada hasil tes) kecuali kalau buruk sekali," katanya.
Setelah tes ini peserta audisi akan kembali mengalami pengurangan untuk masuk ke tahap karantina yang akan dimulai Senin (7/9).

Menurut pelatih fisik PB Djarum Tjia Hwie Gwan "beep test" adalah tes lari bolak-balik sejauh 20m mengikuti bunyi "beep" yang makin lama jeda suaranya semakin singkat sehingga larinya semakin kencang.


Tjia Hwie Gwan mengatakan, jika pelari tiga kali tidak menginjak garis akhir peserta dianggap gugur dan tidak boleh melanjutkan lari.



"Berarti tingkat VO2max nya berada pada level itu." Idealnya, kata Tjia, anak-anak seusia peserta audisi (di bawah 15 tahun) rata-ratanya adalah pada level 10. Pada tes pertama yang diikuti lima peserta putri U-15, hanya satu peserta yang bisa sampai ke level 9.

Peserta audisi tahun lalu, katanya, saat mengikuti "beep test" rata-rata pesertanya mencapai level 7-9.

"Itu bisa ditingkatkan dengan latihan lari jarak jauh dan sprint," lanjut Tjia yang menyebutkan bahwa "beep test" juga bisa digunakan untuk melihat semangat juang peserta untuk memaksa diri atau menyerah.