Makkah (ANTARA News) - Katering makan siang untuk jemaah calon haji di Makkah diawasi secara ketat oleh Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) sejak awal proses produksi di dapur para penyedia jasa hingga pengemasan dan pendistribusian.

"Setiap hari ada tim kami yang mengunjungi dapur para penyedia katering, mulai dari proses produksi mereka jam 2 pagi," kata Kepala Seksi Katering Daker Makkah PPIH 1436H/2015M, Ahmad Abdullah Yunus, di Makkah, Arab Saudi, Sabtu.

Usai meninjau salah satu penyedia katering, Al Hussam, di daerah Tan'im, ia mengatakan pengawasan mulai dari proses produksi penting dilakukan untuk memastikan kualitas dan rasa masakan mendekati selera masyarakat Indonesia.

Namun dia memgakui soal rasa dan menu belum sempurna memenuhi keinginan dan selera para calon haji.

"Kami menyusun menu yang telah disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di Arab Saudi. Mohon maaf kalau kurang sesuai," katanya.

Sejak PPIH menyiapkan makan siang untuk anggota jemaah di Makkah pada Senin sampai kemarin, kata dia, belum menghadapi kendala, baik soal kualitas masakan maupun pengiriman katering masih sesuai jadwal pukul 09.30 - 11.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sebelum jemaah shalat duhur di Masjidil Haram.

"Alhamdulillah sampai hari kelima berjalan lancar," katanya.

Dia mengakui, hal itu juga terkait penyediaan katering masih belum masa puncak, mengingat jemaah yang datang masih sedikit.

"Pelayanan katering sampai saat ini baru sekitar 15 persen," ujar Abdullah.

Oleh karena itu, ia berharap kendati secara bertahap jemaah Indonesia terus bertambah, pemasok katering yang jumlahnya 30 perusahaan siap memproduksi dan mengirimkan makanan.

"Harus diwaspadai ketika jalanan semakin macet karena jumlah jemaah ke Makkah terus bertambah," katanya.

Ia memperkirakan pada 12-14 September jumlah calon haji Indonesia semakin banyak, demikian pula dengan negara lain, sehingga perusahaan katering diminta mengantispasi kemungkinan kemacetan pada hari-hari itu agar pengiriman katering tepat waktu.

"Kami imbau dapur (penyedia katering) melakukan persiapan lebih awal," ujar Abdullah.

Seorang juru masak perusahaan katering Al Hussam, Hadi Budiana Ramdan, mengatakan salah satu kendala memasak masakan Indonesia adalah kesulitan bumbu, seperti kemiri, yang harus dipenuhi dalam jumlah besar.

"Sekitar 60 persen bahan baku masakan Indonesia bisa kami penuhi," kata Hadi.