TKI deportasi menangis haru menyanyikan Indonesia Raya
5 September 2015 01:33 WIB
Sejumlah TKI bersama anak mereka yang dideportasi Malaysia tiba di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kaltara, Jumat (3/7/15) malam. Sebanyak 130 TKI ilegal yang terdiri dari 91 pria, 28 wanita dan 11 anak-anak dipulangkan dari Negeri Sabah, Malaysia. (ANTARA FOTO/M Rusman)
Nunukan (ANTARA News) - Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi pemerintah Kerajaan Malaysia menangis haru saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Terminal Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Lantunan Indonesia Raya yang diikuti 74 TKI yang dideportasi kali ini, kata Farida Hariani (55) di Nunukan, Jumat, mengaku sangat menggugah dan menyentuh hatinya sehingga menangis karena mengingat negara yang telah puluhan tahun ditinggalkannya bekerja di Negeri Sabah, Malaysia.
"Saya sangat tersentuh dan terharu saat menyanyikan lagu Indonesia Raya karena baru kali ini lagi menyanyikan dan mendengarkannya. Tidak terasa air mata saya berjatuhan karena ingat kembali tanah air Indonesia yang selama ini tidak pernah lagi terdengar," ujarnya lirih sambil mengusap air matanya dengan handuk kecil warna putih.
Farida Hariani yang berasal dari Kota Balikpapan, Kaltim ini mengaku menjadi pekerja asing di Negeri Sabah sejak 25 tahun silam dan belum pernah pulang ke kampung halamannya hingga ditinggalkan suaminya.
Ibu tiga anak ini mengatakan, ia tinggal menumpang di rumah keluarganya di Bandar Tawau setelah ditinggalkan suaminya.
"Saya menangis karena teringat kembali tanah air dan tanah tumpah darah tercinta Indonesia yang saya tinggalkan puluhan tahun tanpa pernah kembali," kisah dia seraya menyatakan akan kembali ke Malaysia untuk mengambil ketiga anaknya pulang ke Indonesia.
Perempuan ini menyesalkan tindakannya yang meninggalkan Indonesia merantau mencari pekerjaan puluhan tahun di Malaysia yang menyebabkan tidak pernah bertemu lagi dengan saudara dan kedua orangtuanya.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya bagi TKI deportasi merupakan tradisi baru yang diberlakukan aparat kepolisian Kabupaten Nunukan guna menjaga dan menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme bagi setiap warga negara Indonesia.
Lantunan Indonesia Raya yang diikuti 74 TKI yang dideportasi kali ini, kata Farida Hariani (55) di Nunukan, Jumat, mengaku sangat menggugah dan menyentuh hatinya sehingga menangis karena mengingat negara yang telah puluhan tahun ditinggalkannya bekerja di Negeri Sabah, Malaysia.
"Saya sangat tersentuh dan terharu saat menyanyikan lagu Indonesia Raya karena baru kali ini lagi menyanyikan dan mendengarkannya. Tidak terasa air mata saya berjatuhan karena ingat kembali tanah air Indonesia yang selama ini tidak pernah lagi terdengar," ujarnya lirih sambil mengusap air matanya dengan handuk kecil warna putih.
Farida Hariani yang berasal dari Kota Balikpapan, Kaltim ini mengaku menjadi pekerja asing di Negeri Sabah sejak 25 tahun silam dan belum pernah pulang ke kampung halamannya hingga ditinggalkan suaminya.
Ibu tiga anak ini mengatakan, ia tinggal menumpang di rumah keluarganya di Bandar Tawau setelah ditinggalkan suaminya.
"Saya menangis karena teringat kembali tanah air dan tanah tumpah darah tercinta Indonesia yang saya tinggalkan puluhan tahun tanpa pernah kembali," kisah dia seraya menyatakan akan kembali ke Malaysia untuk mengambil ketiga anaknya pulang ke Indonesia.
Perempuan ini menyesalkan tindakannya yang meninggalkan Indonesia merantau mencari pekerjaan puluhan tahun di Malaysia yang menyebabkan tidak pernah bertemu lagi dengan saudara dan kedua orangtuanya.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya bagi TKI deportasi merupakan tradisi baru yang diberlakukan aparat kepolisian Kabupaten Nunukan guna menjaga dan menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme bagi setiap warga negara Indonesia.
Pewarta: M Rusman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: