Cegah risiko hilang, larang anak berjalan sambil memainkan gadget
3 September 2015 20:13 WIB
ilustrasi Anak Hilang Andarwati (37) menangis saat menunjukkan foto anaknya Rani Puspitasari (16) yang hilang dari rumahnya di Desa Munjung Agung, Kabupaten Tegal, Jateng, Kamis (26/1). Rani Puspitasari yang masih berstatus siswa kelas 2 SMA 1 Kramat, hilang sejak Selasa (24/1) setelah berkenalan dengan seorang laki -laki bernama Hari melalui facebook. (FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah) ()
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu upaya yang dapat orang tua lakukan untuk mencegah risiko anaknya hilang ketika berpergian bersama ke suatu tempat ialah melarangnya memainkan gadget terutama saat berjalan.
"Jangan biarkan anak berjalan sambil main gadget, karena bisa membuat dia tidak fokus. Anak bisa berisiko hilang," ujar psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, di Jakarta, Kamis.
Menurut Nina, tak hanya anak, aturan serupa juga berlaku pada orang tua. "Jangan sampai orang tuanya sibuk update status, tahu-tahu, anaknya sudah enggak ada (hilang)," kata dia.
Di samping itu, demi meminimalisir risiko hilang, tak ada salahnya bagi orang tua memberikan anak pengetahuan seputar diri dan orang tuanya, sesuai tingkatan usia anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, cobalah mulai ajari anak soal nama panggilannya, nama orang tuanya dan jika terpisah dari orang tua, ajari dia memanggil orang tuanya sambil berteriak.
Kemudian, untuk anak usia 3-5 tahun, sebaiknya anak sudah bisa menyebutkan nama lengkapnya, nama lengkap orang tua beserta alamat lengkap.
Lalu, mengajarkan anak tetap di tempat jika terpisah dari orang tua dan ajarkan untuk selalu pamit jika ingin memisahkan diri.
Sementara untuk anak usia 5-7 tahun, anak sebaiknya sudah tahu dan hapal nomor telepon orang tuanya, tahu nomor kontak selain orang tuanya, mampu meminta tolong pada orang yang bisa dipercaya dan mampu menolah menerima barang dari orang yang tidak dikenalnya. Kemudian, untuk anak di atas usia 7 tahun, sebaiknya anak sudah paham tempat yang aman untuk bertemu orang tuanya.
"Jangan biarkan anak berjalan sambil main gadget, karena bisa membuat dia tidak fokus. Anak bisa berisiko hilang," ujar psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, di Jakarta, Kamis.
Menurut Nina, tak hanya anak, aturan serupa juga berlaku pada orang tua. "Jangan sampai orang tuanya sibuk update status, tahu-tahu, anaknya sudah enggak ada (hilang)," kata dia.
Di samping itu, demi meminimalisir risiko hilang, tak ada salahnya bagi orang tua memberikan anak pengetahuan seputar diri dan orang tuanya, sesuai tingkatan usia anak.
Untuk anak usia 1-3 tahun, cobalah mulai ajari anak soal nama panggilannya, nama orang tuanya dan jika terpisah dari orang tua, ajari dia memanggil orang tuanya sambil berteriak.
Kemudian, untuk anak usia 3-5 tahun, sebaiknya anak sudah bisa menyebutkan nama lengkapnya, nama lengkap orang tua beserta alamat lengkap.
Lalu, mengajarkan anak tetap di tempat jika terpisah dari orang tua dan ajarkan untuk selalu pamit jika ingin memisahkan diri.
Sementara untuk anak usia 5-7 tahun, anak sebaiknya sudah tahu dan hapal nomor telepon orang tuanya, tahu nomor kontak selain orang tuanya, mampu meminta tolong pada orang yang bisa dipercaya dan mampu menolah menerima barang dari orang yang tidak dikenalnya. Kemudian, untuk anak di atas usia 7 tahun, sebaiknya anak sudah paham tempat yang aman untuk bertemu orang tuanya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: