Operasional Bandara Jambi lumpuh akibat kabut asap
3 September 2015 19:10 WIB
Petugas Apron Movement Control (AMC) Bandara Sultan Thaha Jambi mengecek kondisi pesawat Susi Air jenis Caravan C.208B yang diparkir di landasan yang diselimuti kabut asap di Jambi, Kamis (3/9). Aktivitas penerbangan dari dan menuju Kota Jambi melalui Bandara Sultan Thaha pada Kamis ini lumpuh akibat tebalnya kabut asap dengan jarak pandang terendah 500 meter, sebanyak sebelas penerbangan dibatalkan, sementara tujuh lainnya mengalami penundaan. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jambi (ANTARA News) - Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Kota Jambi lumpuh total karena kabut asap tebal dengan jarak pandang terbatas yakni di bawah 500 meter akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu.
"Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi no operation dan sejauh ini belum satupun aktivitas penerbangan dari dan ke Jambi," kata Kepala Operasional Bandara STS Jambi, Parolan Simanjuntak di Jambi, Kamis.
Dia menyebutkan, 11 frekuensi penerbangan dari dan ke Jambi pada Kamis (3/9) terpaksa membatalkan penerbangan, karena jarak pandang di Bandara Jambi turun divisibility di bawah 500 meter.
"Yang sudah membatalkan ada 11 penerbangan, sementara ada beberapa penerbangan lagi yang masih menunda sampai sore," katanya.
Sebanyak 11 maskapai yang membatalkan penerbangan tersebut diantaranya Lion Air dengan nomor penerbangan JT 607, JT 139, JT 600, JT 808 JT. Garuda GA 129, GA 7114, Nam Air IN 9887, IN 9060, IN 9062, IN 9063 serta Citilink CTV 528.
"Kalau kondisi kabut pekatnya sampai sore hari, maka dipastikan seluruh penerbangan yang sebelumnya dijadwalkan bisa jadi membatalkan baik dari maupun ke luar Jambi," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi menyebutkan kabut asap di wilayah Kota Jambi membuat jarak pandang ngedrop divisibility 200 meter.
"Kabut asap pada hari ini lebih pekat dari yang sebelumnya dan dari tadi pagi belum ada pesawat yang mendarat maupun terbang di Bandara STS Jambi," kata prakirawan cuaca BMKG Jambi, Bahar Abdillah.
Seorang calon penumpang pesawat di Bandara STS tujuan Jakarta, Rini mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak, karena jadwal keberangkatannya dibatalkan sebagai dampak pekatnya kabut asap.
"Ya mau bagaimana lagi, memang sudah kondisinya seperti ini, ya terpaksa harus dijadwalkan ulang," kata Rini yang ditemui saat mengajukan penjadwalan ulang keberangkatanya.
"Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi no operation dan sejauh ini belum satupun aktivitas penerbangan dari dan ke Jambi," kata Kepala Operasional Bandara STS Jambi, Parolan Simanjuntak di Jambi, Kamis.
Dia menyebutkan, 11 frekuensi penerbangan dari dan ke Jambi pada Kamis (3/9) terpaksa membatalkan penerbangan, karena jarak pandang di Bandara Jambi turun divisibility di bawah 500 meter.
"Yang sudah membatalkan ada 11 penerbangan, sementara ada beberapa penerbangan lagi yang masih menunda sampai sore," katanya.
Sebanyak 11 maskapai yang membatalkan penerbangan tersebut diantaranya Lion Air dengan nomor penerbangan JT 607, JT 139, JT 600, JT 808 JT. Garuda GA 129, GA 7114, Nam Air IN 9887, IN 9060, IN 9062, IN 9063 serta Citilink CTV 528.
"Kalau kondisi kabut pekatnya sampai sore hari, maka dipastikan seluruh penerbangan yang sebelumnya dijadwalkan bisa jadi membatalkan baik dari maupun ke luar Jambi," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi menyebutkan kabut asap di wilayah Kota Jambi membuat jarak pandang ngedrop divisibility 200 meter.
"Kabut asap pada hari ini lebih pekat dari yang sebelumnya dan dari tadi pagi belum ada pesawat yang mendarat maupun terbang di Bandara STS Jambi," kata prakirawan cuaca BMKG Jambi, Bahar Abdillah.
Seorang calon penumpang pesawat di Bandara STS tujuan Jakarta, Rini mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak, karena jadwal keberangkatannya dibatalkan sebagai dampak pekatnya kabut asap.
"Ya mau bagaimana lagi, memang sudah kondisinya seperti ini, ya terpaksa harus dijadwalkan ulang," kata Rini yang ditemui saat mengajukan penjadwalan ulang keberangkatanya.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: