BKPM: investasi di Batam capai Rp16,22 triliun
3 September 2015 05:05 WIB
Ilustrasi. Foto udara pemanfaatan lahan di kota Batam, Kepulauan Riau yang merupakan kawasan Free Trade Zone (FTZ), Senin (13/4). Pemerintah akan merevisi seluruh aturan atau produk hukum yang menyulitkan pengembangan kawasan perdagangan bebas FTZ Batam, terutama yang berkaitan dengan lahan dan tata ruang seperti Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 9/1993 tentang pengelolaan dan pengurukan tanah di daerah industri Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau sekitarnya. (ANTARA FOTO/M N Kanwa)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Fasilitasi Promosi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aloysia Endang Wahyuningsih mengatakan realisasi investasi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam mencapai Rp16,22 triliun selama periode 2010 hingga semester pertama 2015.
"Investasi yang terealisasi di Batam free trade zone (kawasan perdagangan bebas) sudah mencapai Rp16,22 triliun, atau 80 persen dari total realisasi investasi yang masuk ke Kepulauan Riau," kata Aloysia dalam seminar peluang bisnis di Batam bertemakan "Batam: Renewed Business Opportunities" Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan realisasi investasi di kawasan perdagangan bebas Batam didominasi oleh investasi asing langsung sebesar 88,4 persen, sementara investasi lokal sebesar 11,6 persen.
Aloysia mengatakan sektor-sektor utama yang menjadi tujuan investasi asing langsung di Batam adalah industri logam, mesin dan elektronik. Kemudian, sektor telekomunikasi, pergudangan/penyimpanan dan transportasi.
Selanjutnya, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, industri kimia dan farmasi serta sektor restoran dan perhotelan.
Sementara sektor utama yang didanai investor lokal adalah industri kimia dan farmasi, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, sektor restoran dan perhotelan.
Setelah itu, sektor perdagangan dan reparasi serta sektor listrik, gas dan air bersih.
Investor asing yang mendominasi di Batam berasal dari Singapura dengan andil 31 persen, Luksemburg dengan andil 11 persen, Hong Kong sebesar tujuh persen, Kepulauan Cayman dengan andil enam persen dan Malaysia sebesar empat persen.
Ia menambahkan realisasi investasi nasional pada 2010 hingga semester pertama 2015 mencapai Rp1.916 triliun atau sebesar 103,5 persen dari target 2010-2015 sebesar Rp1.578,9 triliun.
"Investasi yang terealisasi di Batam free trade zone (kawasan perdagangan bebas) sudah mencapai Rp16,22 triliun, atau 80 persen dari total realisasi investasi yang masuk ke Kepulauan Riau," kata Aloysia dalam seminar peluang bisnis di Batam bertemakan "Batam: Renewed Business Opportunities" Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan realisasi investasi di kawasan perdagangan bebas Batam didominasi oleh investasi asing langsung sebesar 88,4 persen, sementara investasi lokal sebesar 11,6 persen.
Aloysia mengatakan sektor-sektor utama yang menjadi tujuan investasi asing langsung di Batam adalah industri logam, mesin dan elektronik. Kemudian, sektor telekomunikasi, pergudangan/penyimpanan dan transportasi.
Selanjutnya, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, industri kimia dan farmasi serta sektor restoran dan perhotelan.
Sementara sektor utama yang didanai investor lokal adalah industri kimia dan farmasi, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, sektor restoran dan perhotelan.
Setelah itu, sektor perdagangan dan reparasi serta sektor listrik, gas dan air bersih.
Investor asing yang mendominasi di Batam berasal dari Singapura dengan andil 31 persen, Luksemburg dengan andil 11 persen, Hong Kong sebesar tujuh persen, Kepulauan Cayman dengan andil enam persen dan Malaysia sebesar empat persen.
Ia menambahkan realisasi investasi nasional pada 2010 hingga semester pertama 2015 mencapai Rp1.916 triliun atau sebesar 103,5 persen dari target 2010-2015 sebesar Rp1.578,9 triliun.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: