Jakarta (ANTARA News) - Film bisu klasik berjudul Metropolis dan 60 musisi dari Orkes Film Jerman Babelsberg direncanakan akan membuka pameran kebudayaan Jerman atau Jerman Fest pada tanggal 5 September 2015 mendatang.

"Jerman Fest akan dibuka dengan pemutaran film bisu Metropolis diiringi oleh Film Orchestra Babelsberg di Teater Jakarta pada 5 september mendatang," kata Direktur Goethe-Institut Heinrich Blomeke di Kompleks Goethe-Institut, Jakarta, Rabu.

Pertunjukan film bisu dengan orkestra tersebut, selain dilangsungkan di Teater Jakarta, juga rencananya akan disiarkan secara langsung di pelataran terbuka yang dapat mengakomodir hingga ribuan penonton.

Metropolis yang merupakan film bisu ekspresionis Jerman yang dibuat dengan proses pembuatan sekitar satu tahun yaitu antara 1925 hingga 1926 dengan sutradara Fritz Lang ini adalah film fiksi ilmiah pertama.

"Dengan latar kota masa depan, ini adalah film fiksi ilmiah pertama yang dianggap salah satu karya terpenting dalam sejarah," ujuar dia.

Sedangkan, Orkes Film Jerman Babelsberg dikenal karena konser film yang biasa mereka suguhkan, mampu menghidupkan film dan musik skor bagi penonton.

Selain pemutaran film tersebut, lanjut Heinrich, selama tiga bulan berikutnya, akan dihadirkan lebih banyak lagi acara yang tidak hanya dilangsungkan di jakarta, tapi juga di kota lainnya.

Acara tersebut antara lain, paduan suara asal Jerman dan Indonesia yang akan tampil sebagai sebuah grup dan bersama-sama menciptakan karya-karya unik. Lalu pada saat yang bersamaan, anak-anak dan generasi muda juga bisa belajar tentang hal-hal seputar sains melalui cara yang menghibur dalam program lainnya.

"Ada juga pameran yang mengundang pengunjungnya untuk merasakan langsung kebudayaan yang beragam, ada juga seminar dan konferensi tentang isu-isu politik dan ekonomi juga akan merupakan bagian dari Jerman Fest ini," tuturnya.

Heinrich mengatakan pihaknya ingin memfasilitasi hubungan kerja langsung antara seniman-seniman Indonesia dan Jerman untuk mencoba format-format baru, misalnya kolaborasi antara musisi muda dan komponis Indonesia dan Jerman, teater boneka Papermoon (Yogyakarta) dan Retrofuturisten (Berlin).

Lalu ada Teater Garasi dan Rimini Protokol berkolaborasi untuk proyek "100% Yogyakarta" yang merefleksikan masyarakat urban dan juga mengikutsertakan masyarakat umum selama pementasan di panggung.

"Kerja Sama dan Inovasi adalah moto dari program-program kebudayaan di acara Jerman Fest," ujar Heinrich.

Jerman Fest yang memang dirancang untuk mendorong pertukaran informasi yang bermanfaat antara Indonesia dan Jerman yang melibatkan partisipasi tokoh, institusi dan pelaku budaya penting dari kedua negara, diharapkan juga akan membuat hubungan kedua negara kuat.

"Dengan Jerman Fest yang berisi banyak agenda selama tiga bulan ini, diharapkan hubungan Indonesia dan Jerman akan diperkuat menjadi fondasi yang kokoh untuk masa depan yang kreatif," ujar dia.