Pekanbaru (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau akan mengkaji dampak kerugian bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan terhadap pertumbuhan ekonomi Riau, sekaligus untuk memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah yang sudah berlangsung hampir setiap tahun.

"Kita ajak teman-teman akademisi untuk coba bantu melihat berapa kerugian secara ekonomi mengenai asap ini. Harus ada upaya meredam ini, dan saya rasa tidak bisa Riau sendirian," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Ismet Inono kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia menilai, pengaruh asap kebakaran sangat berdampak pada aktivitas ekonomi di Riau khususnya pada sektor jasa dan transportasi.

Menurut dia, pemerintah daerah di seluruh Sumatera yang juga mengalami masalah kebakaran lahan dan hutan perlu memiliki strategi yang sama untuk menangani masalah tersebut.

"Bencana asap ini bisa dihindari, harus disikapi, dan bersama-sama dengan provinsi-provinsi yang juga ada titik api," kata Ismet.

Sementara itu, perusahaan jasa travel yang melayani keberangkatan jemaah calon haji (JCH) kini dibayang-bayangi kerugian besar akibat kabut asap yang mulai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Pekatnya kabut asap telah membuat maskapai terpaksa membatalkan jadwal penerbangannya pada Rabu, yakni dari maskapai Citilink rute Pekanbaru-Yogyakarta.

Ketua Asosiasi Pengusaha Travel Indonesia (Asita) Provinsi Riau, Ibnu Masud, mengatakan perusahaan travel mulai khawatir dampak buruk kabut asap akan menunda keberangkatan JCH asal Riau yang mengakibatkan kerugian tidak sedikit.

"Kalau ada satu agen travel melayani minimal 40 orang JCH saja, jika tidak bisa terbang kerugian minimal mendekati Rp200 juta. Dan itu kerugian minimal, dan kalau satu minggu ada beberapa grup bisa dibayangkan kerugiannya," kata Ibnu.