Proyek listrik 35.000 megawatt didukung AS
2 September 2015 10:37 WIB
Menteri ESDM Sudirman Said (tengah) berbincang dengan Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake (kedua kanan), Direktur Utama PLN Sofyan Basir (kiri), Dirjen Ketenagalistrikan Jarman (kanan) dan Commercial Counselor Foreign Commercial Service US Embassy Rosemary (kedua kiri) usai Penandatanganan Nota Kesepahaman mengenai Power Working Group antara Indonesia-Amerika Serikat di kantor PLN Pusat, Jakarta, Rabu (2/9). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat mendukung pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt dengan membentuk kelompok kerja energi yang akan berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia guna mewujudkan proyek itu.
"Pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung upaya Indonesia untuk mengembangkan ekonominya, yang mana salah satunya adalah melalui pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt ini," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake Jr usai menandatangani nota kesepahaman pembentukan kelompok kerja energi di kantor pusat Perusahaan Listrik Negara, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan adat 52 perusahaan dan 11 agensi terbaik AS yang akan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan dari gabungan pelaku industri listrik Indonesia-AS itu.
"Kelompok ini kemudian akan berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN untuk melihat potensi bantuan yang dapat diberikan AS kepada Indonesia," ujar Robert Blake Jr.
Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan lingkup kerja sama dalam nota kesepahaman ini mencakup bidang teknologi emisi batu bara, penggunaan energi terbarukan, dan minimalisasi penggunaan bahan bakar solar.
Terdapat juga kesepakatan mengembangkan jaringan daerah terpencil secara efisien dan penggunaan energi terbaru bidang ketenagalistrikan.
"Pembangunan pembangkit 35.000 megawatt itu bukan menjadi target lagi, namun sudah menjadi kebutuhan Indonesia. Karena proyek ini tidak ringan, kita butuh dukungan dari banyak negara yang industri listriknya sudah maju dan teruji, salah satunya AS," kata Sudirman.
Untuk itu, kerja sama ini juga akan dijadikan wadah bagi sejumlah pelaku ketenagalistrikan kedua negara agar saling berbagi pengalaman mengenai kebijakan energi, demikian Sudirman.
"Pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung upaya Indonesia untuk mengembangkan ekonominya, yang mana salah satunya adalah melalui pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt ini," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake Jr usai menandatangani nota kesepahaman pembentukan kelompok kerja energi di kantor pusat Perusahaan Listrik Negara, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan adat 52 perusahaan dan 11 agensi terbaik AS yang akan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan dari gabungan pelaku industri listrik Indonesia-AS itu.
"Kelompok ini kemudian akan berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN untuk melihat potensi bantuan yang dapat diberikan AS kepada Indonesia," ujar Robert Blake Jr.
Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan lingkup kerja sama dalam nota kesepahaman ini mencakup bidang teknologi emisi batu bara, penggunaan energi terbarukan, dan minimalisasi penggunaan bahan bakar solar.
Terdapat juga kesepakatan mengembangkan jaringan daerah terpencil secara efisien dan penggunaan energi terbaru bidang ketenagalistrikan.
"Pembangunan pembangkit 35.000 megawatt itu bukan menjadi target lagi, namun sudah menjadi kebutuhan Indonesia. Karena proyek ini tidak ringan, kita butuh dukungan dari banyak negara yang industri listriknya sudah maju dan teruji, salah satunya AS," kata Sudirman.
Untuk itu, kerja sama ini juga akan dijadikan wadah bagi sejumlah pelaku ketenagalistrikan kedua negara agar saling berbagi pengalaman mengenai kebijakan energi, demikian Sudirman.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: