Nafis kejar lima kota demi lolos audisi
Oleh Monalisa
1 September 2015 16:09 WIB
Peserta Audisi umum Djarum Beasiswa Bulutangkis Nafis Akmal Fauzi (kedua dari kiri) didampingi pelatihnya Harjito (kiri), kakaknya Nisrina Luthfiyah dan ibunya Ninik Setyasih. Nafis merupakan peserta yang mengikuti audisi terbanyak di lima kota. (ANTARA News/Monalisa)
Kudus (ANTARA News) - Audisi umum Djarum Beasiswa Bulutangkis yang berlangsung di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, menjadi kota kelima yang disambangi Nafis Akmal Fauzi demi lolos dari seleksi penjaringan.
Sebelumnya, Nafis (12 tahun) yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur itu sudah mengikuti audisi umum di Palembang, Makassar, Jember, dan Purwokerto. Kegagalan demi kegagalan dari audisi yang diikutinya tidak menghancurkan semangat anak bungsu dari empat bersaudara itu. Motivasinya justru semakin menggebu-gebu demi mengejar impiannya menjadi pemain bulu tangkis dunia.
"Karena saya mau jadi pemain dunia," ujarnya mantap.
Akmal, nama panggilannya, memulai peruntungan pertamanya di Palembang, bersama kakaknya Nisrina Luthfiyah yang juga ikut audisi. Sebagaimana dituturkan ibunya, Ninik Setyasih, mereka memilih ikut audisi di Palembang karena menjadi kota penyelenggaraan audisi pertama. Jarak tidak menghalangi mereka untuk terbang jauh-jauh dari Palembang.
"Pertama kali coba ikut audisi di Palembang, ternyata lolos ke 16 besar. Semangatnya semakin bertambah, lalu minta ikut lagi audisi di Jember. Namun di sana tidak lolos screening," jelas Ninik.
Karena masih penasaran, mereka melanjutkan perjuangan dengan terbang ke Makassar untuk mengikuti audisi lagi di sana.
"Ternyata di sana lolos delapan besar. Ia tambah semangat lagi. Lalu saat ada audisi di Purwokerto, kalah saat pertandingan," tutur perempuan berjilbab itu.
Apabila Akmal sampai menyambangi lima kota, kakaknya Nisrina hanya memilih ikut audisi di Palembang, Purwokerto, dan Kudus. Menurut Ninik, keduanya baru tiga tahun bergabung di klub PB Satria di Nganjuk.
"Akmal itu selalu ingin ikut (audisi) terus," kata Ninik.
Ninik melihat anaknya tersebut memang memiliki motivasi yang tinggi. Tekadnya ditunjukkan dengan latihan terus menerus.
"Kalau libur sehari sudah minta latihan terus," kata Ninik.
Ia pun rela untuk selalu mendampingi anaknya. Demi menuruti kemauan Akmal, Ninik merogoh kocek yang tidak murah. Untuk menyiasatinya, ia memilih hotel-hotel yang murah.
"Untuk ikut audisi sampai keliling lima kota, tidak sampai Rp10 juta. Kami cari hotel yang murah," kata Ninik yang menyetir mobil sendiri dari Nganjuk ke Kudus.
Langkah Akmal semakin dekat setelah dinyatakan lolos proses screening. Apabila berhasil melewati tahap pertandingan dengan baik, tiket grand final menjadi miliknya.
"Saya yakin lolos," ujar Akmal yang kini duduk di bangku kelas 6 SD Manguandikaran 1 Nganjuk itu.
Sebelumnya, Nafis (12 tahun) yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur itu sudah mengikuti audisi umum di Palembang, Makassar, Jember, dan Purwokerto. Kegagalan demi kegagalan dari audisi yang diikutinya tidak menghancurkan semangat anak bungsu dari empat bersaudara itu. Motivasinya justru semakin menggebu-gebu demi mengejar impiannya menjadi pemain bulu tangkis dunia.
"Karena saya mau jadi pemain dunia," ujarnya mantap.
Akmal, nama panggilannya, memulai peruntungan pertamanya di Palembang, bersama kakaknya Nisrina Luthfiyah yang juga ikut audisi. Sebagaimana dituturkan ibunya, Ninik Setyasih, mereka memilih ikut audisi di Palembang karena menjadi kota penyelenggaraan audisi pertama. Jarak tidak menghalangi mereka untuk terbang jauh-jauh dari Palembang.
"Pertama kali coba ikut audisi di Palembang, ternyata lolos ke 16 besar. Semangatnya semakin bertambah, lalu minta ikut lagi audisi di Jember. Namun di sana tidak lolos screening," jelas Ninik.
Karena masih penasaran, mereka melanjutkan perjuangan dengan terbang ke Makassar untuk mengikuti audisi lagi di sana.
"Ternyata di sana lolos delapan besar. Ia tambah semangat lagi. Lalu saat ada audisi di Purwokerto, kalah saat pertandingan," tutur perempuan berjilbab itu.
Apabila Akmal sampai menyambangi lima kota, kakaknya Nisrina hanya memilih ikut audisi di Palembang, Purwokerto, dan Kudus. Menurut Ninik, keduanya baru tiga tahun bergabung di klub PB Satria di Nganjuk.
"Akmal itu selalu ingin ikut (audisi) terus," kata Ninik.
Ninik melihat anaknya tersebut memang memiliki motivasi yang tinggi. Tekadnya ditunjukkan dengan latihan terus menerus.
"Kalau libur sehari sudah minta latihan terus," kata Ninik.
Ia pun rela untuk selalu mendampingi anaknya. Demi menuruti kemauan Akmal, Ninik merogoh kocek yang tidak murah. Untuk menyiasatinya, ia memilih hotel-hotel yang murah.
"Untuk ikut audisi sampai keliling lima kota, tidak sampai Rp10 juta. Kami cari hotel yang murah," kata Ninik yang menyetir mobil sendiri dari Nganjuk ke Kudus.
Langkah Akmal semakin dekat setelah dinyatakan lolos proses screening. Apabila berhasil melewati tahap pertandingan dengan baik, tiket grand final menjadi miliknya.
"Saya yakin lolos," ujar Akmal yang kini duduk di bangku kelas 6 SD Manguandikaran 1 Nganjuk itu.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: