Tokyo dilaporkan akan hentikan penggunaan logo Olimpiade 2020
1 September 2015 14:16 WIB
Stadion Olimpiade, salah satu lokasi utama yang diajukan untuk Olimpiade Musim Panas 2020, dalam ilustrasi komputer dari Komite Pengajuan Olimpiade 2020 Tokyo yang dirilis Selasa (8/1). Tokyo merupakan kota Asia pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 1964. (REUTERS/Tokyo 2020 Bid Commitee/Handout)
Tokyo (ANTARA News) - Panitia Olimpiade Tokyo 2020 akan menghentikan penggunaan logo yang sempat menimbulkan kontroversi karena tuduhan penjiplakan hanya beberapa hari setelah berikrar akan berdiri di belakang emblem pemicu skandal itu menurut laporan media massa Jepang, Selasa.
NHK dan jaringan TBS melaporkan keputusan yang mengakhiri bulan memalukan bagi para pejabat Olimpiade Jepang itu setelah rencana pembangunan stadion nasional senilai dua miliar dolar AS disobek karena dianggap terlalu besar.
Penyelenggara olimpiade menolak berkomentar mengenai laporan tersebut, namun menyatakan akan menggelar konferensi pers Selasa petang.
Media-media Jepang, tanpa menyebut sumber, menyatakan bahwa panitia akan secara resmi mencabut logo tersebut.
Logo rancangan Kenjiro Sano itu menjadi kontroversi sejak pengenalannya pada Juli setelah perancang Belgia, Oliver Debie, mengklaim logo itu mirip dengan rancangan logo yang dia buat untuk satu teater.
Debie menggugat Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) ke pengadilan untuk menghentikan penggunaan logo tersebut.
IOC menolak klaom tersebut dan dan para pejabat Jepang pada Jumat kembali menegaskan bahwa karya Sano tersebut asli dan mereka tidak berencana menggantinya.
"Kami yakin logo tersebut desain asli," kata Toshiro Muto, direktur jenderal Komite Olimpiade Tokyo pekan lalu.
Logo Olimpiade Tokyo 2020 berbasis gambar huruf "T" --mewakili Tokyo, tommorow (esok) dan team (tim)-- dengan satu lingkaran merah yang mewakili jantung yang berdetak. Logo teater di Belgia berbentuk serupa tapi berwarna putih dengan latar hitam.
Meski tetap membantah melakukan penjiplakan, Sano mengakui timnya menyalin desain-desain yang ditemukan di tas-tas untuk promosi bir produksi Suntory, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.
NHK dan jaringan TBS melaporkan keputusan yang mengakhiri bulan memalukan bagi para pejabat Olimpiade Jepang itu setelah rencana pembangunan stadion nasional senilai dua miliar dolar AS disobek karena dianggap terlalu besar.
Penyelenggara olimpiade menolak berkomentar mengenai laporan tersebut, namun menyatakan akan menggelar konferensi pers Selasa petang.
Media-media Jepang, tanpa menyebut sumber, menyatakan bahwa panitia akan secara resmi mencabut logo tersebut.
Logo rancangan Kenjiro Sano itu menjadi kontroversi sejak pengenalannya pada Juli setelah perancang Belgia, Oliver Debie, mengklaim logo itu mirip dengan rancangan logo yang dia buat untuk satu teater.
Debie menggugat Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) ke pengadilan untuk menghentikan penggunaan logo tersebut.
IOC menolak klaom tersebut dan dan para pejabat Jepang pada Jumat kembali menegaskan bahwa karya Sano tersebut asli dan mereka tidak berencana menggantinya.
"Kami yakin logo tersebut desain asli," kata Toshiro Muto, direktur jenderal Komite Olimpiade Tokyo pekan lalu.
Logo Olimpiade Tokyo 2020 berbasis gambar huruf "T" --mewakili Tokyo, tommorow (esok) dan team (tim)-- dengan satu lingkaran merah yang mewakili jantung yang berdetak. Logo teater di Belgia berbentuk serupa tapi berwarna putih dengan latar hitam.
Meski tetap membantah melakukan penjiplakan, Sano mengakui timnya menyalin desain-desain yang ditemukan di tas-tas untuk promosi bir produksi Suntory, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: