Jakarta (ANTARA News) - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan 30 ribuan buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia akan berunjuk rasa ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/9), untuk menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai risiko peningkatan pemutusan hubungan kerja saat perekonomian melambat.

"Kami perkirakan sekitar 30 ribu sampai 48 ribu buruh akan aksi dengan titik kumpul di Patung Kuda, Monas, kemudian long march sampai ke Istana Negara," kata Presiden KSPI Said Iqbal saat menyampaikan keterangan pers di Gedung Joang Jakarta, Senin.

Ia memperkirakan hampir 100 ribu buruh terancam kena pemutusan hubungan kerja karena kelangsungan beberapa industri terdampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Ancaman PHK ini datang dari tiga kategori perusahaan yakni perusahaan yang benar-benar tutup dan harus mem-PHK-kan buruh, perusahaan yang tidak tutup tapi mengurangi jumlah karyawan dan perusahaan berpotensi melakukan PHK," katanya.

Menurut dia, setidaknya ada 60 ribu buruh di perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia kena pemutusan hubungan kerja sejak satu bulan sebelum Lebaran.

Selain itu, ia mengatakan, perusahaan-perusahaan yang berpotensi melakukan PHK biasanya merumahkan para pekerja, mengurangi jam kerja, atau meniadakan jam lembur.

Said mengatakan aksi buruh akan dilakukan serentak pada 1 September di 20 provinsi seperti di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Utara. Di luar DKI Jakarta, aksi akan dipusatkan di kantor gubernur.