Gianyar (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi mengklaim turnamen Piala Presiden 2015 dapat menjadi solusi mengisi kekosongan ajang sepak bola di Tanah Air yang saat ini masih direvolusi.
"Turnamen ini diharapkan dapat mengobati kerinduan masyarakat Indonesia agar dapat menyaksikan klub kebanggaannya bertanding di berbagai event," ujar Imam Nahrawi usai menyaksikan pertandingan di Stadion Dipta, Gianyar, Bali, Minggu.
Ia mengatakan, turnamen tersebut berlangsung mulai 30 Agustus hingga 18 Oktober 2015 yang berlangsung di empat kota yakni Bali, Makkasar, Malang, Bandung dan untuk final Piala Presiden itu berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Menteri menambahkan bentuk dukungan Menpora dalam turnamen itu dengan memberikan regulasi, perizinan dan dukungan lainnya agar Piala Presiden dapat berjalan dengan lancar.
Untuk izin turnamen, kata dia, sudah sesuai dengan aturan Undang-undang dan terkait izin keramaian dari Polri itu sudah mendapat rekomendari dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
"Kegiatan turnamen ini sudah sesuai prosedur dan mendapat rekomendasi dari pihak terkait," ujarnya
Terkait sambutan pidato Presiden Indonesia Joko Widodo, lanjut dia, sangat menginginkan sepak bola di Indonesia bangkit dari keterpurukan akibat sanksi dari VIVA sehingga hidup kembali dan meminta kepada masyarakat bersabar untuk menanti Garuda Indonesia bertanding di kancah Internasional.
"Saya berharap turnamen ini dapat berjalan dengan aman dan lancar," katanya.
Untuk pelanggaran yang dikakukan para pemain apabila memukul wasit akan diberikan sanksi tegas dengan membayar Rp100 juta dan ke depannya bekerja sama dengan kepolisian untuk menghukum secara tegas ke arah tindak pidana.
"Hal ini sebagai bentuk revolusi mental dalam bidang sepak bola sehingga tidak ada lagi pelanggaran disaat pertandingan," ujarnya.
Menpora klaim Piala Presiden 2015 jadi solusi
30 Agustus 2015 20:30 WIB
Menpora Imam Nahrawi. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: I Made Surya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: