Tidur siang bisa menyelamatkan hidup, kata peneliti
30 Agustus 2015 14:10 WIB
Hasil penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada 26 Juni 2014 menunjukkan hubungan antara kurang tidur dengan fungsi otak yang lebih buruk pada orang berusia 50 sampai 64 tahun. (marissavo.deviantart.com)
Jakarta (ANTARA News) - Tidur siang tidak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga mengurangi tekanan darah dan mencegah serangan jantung pada masa mendatang.
Penelitian yang melibatkan hampir 400 pria dan wanita paruh baya menunjukkan bahwa mereka yang tidur siang memiliki tekanan darah yang lebih rendah ketimbang orang yang tetap terjaga sepanjang siang.
Temuan yang dipresentasikan di konferensi tahunan European Society of Cardiology di London itu menunjukkan bahwa tekanan darah lebih rendah saat bangun tidur dan selama tidur di malam hari.
Peneliti dari Asklepieion Voula General Hospital di Athena memeriksa tekadanan darah 200 pria dan 186 perempuan berusia rata-rata 61 tahun, sebagian dari mereka tidur siang secara teratur.
Menurut hasil studi, tekanan darah orang yang tidur siang rata-rata lima persen lebih rendah ketimbang yang tetap terjaga. Semakin lama tidur siang, semakin bagus hasilnya.
Perbedaan kecil, sekitar lima persen, cukup untuk memberi dampak signifikan terhadap tingkat serangan jantung, kata para peneliti.
Penurunan dalam jumlah yang lebih kecil didapati bisa mengurangi dapat mengurangi kemungkinan penyakit kardiovaskular sampai 10 persen menurut para ahli jantung.
Peneliti utama Dr Manolis Kallistratos dan para ahli jantung di Asklepieion Voula General Hospital menyatakan gaya hidup modern mesti meminjam sebagian kebiasaan masa lampau.
"Dua Perdana Menteri Inggris yang berpengaruh adalah pendukung tidur siang. Winston Churchill mengatakan kita harus tidur beberapa waktu di antar amakan siang dan makan malam, sementara Margaret Thatcher tidak mau diganggu sekitar pukul 03.00 sore," kata dia.
"Menurut penelitian kami, pendapat mereka benar karena tidur siang memang menurunkan tekanan darah dan mungkin bisa mengurangi pengobatan antihipertensi."
Pakar jantung mengatakan sebagian besar pekerja sulit tidur siang.
"Tidur tengah hari adalah kebiasaan yang sulit dilakukan karena budaya bekerja pukul 09.00 hingga 05.00 sore dan aktivitas harian padat," katanya seperti dilansir laman Telegraph.
Penelitian yang melibatkan hampir 400 pria dan wanita paruh baya menunjukkan bahwa mereka yang tidur siang memiliki tekanan darah yang lebih rendah ketimbang orang yang tetap terjaga sepanjang siang.
Temuan yang dipresentasikan di konferensi tahunan European Society of Cardiology di London itu menunjukkan bahwa tekanan darah lebih rendah saat bangun tidur dan selama tidur di malam hari.
Peneliti dari Asklepieion Voula General Hospital di Athena memeriksa tekadanan darah 200 pria dan 186 perempuan berusia rata-rata 61 tahun, sebagian dari mereka tidur siang secara teratur.
Menurut hasil studi, tekanan darah orang yang tidur siang rata-rata lima persen lebih rendah ketimbang yang tetap terjaga. Semakin lama tidur siang, semakin bagus hasilnya.
Perbedaan kecil, sekitar lima persen, cukup untuk memberi dampak signifikan terhadap tingkat serangan jantung, kata para peneliti.
Penurunan dalam jumlah yang lebih kecil didapati bisa mengurangi dapat mengurangi kemungkinan penyakit kardiovaskular sampai 10 persen menurut para ahli jantung.
Peneliti utama Dr Manolis Kallistratos dan para ahli jantung di Asklepieion Voula General Hospital menyatakan gaya hidup modern mesti meminjam sebagian kebiasaan masa lampau.
"Dua Perdana Menteri Inggris yang berpengaruh adalah pendukung tidur siang. Winston Churchill mengatakan kita harus tidur beberapa waktu di antar amakan siang dan makan malam, sementara Margaret Thatcher tidak mau diganggu sekitar pukul 03.00 sore," kata dia.
"Menurut penelitian kami, pendapat mereka benar karena tidur siang memang menurunkan tekanan darah dan mungkin bisa mengurangi pengobatan antihipertensi."
Pakar jantung mengatakan sebagian besar pekerja sulit tidur siang.
"Tidur tengah hari adalah kebiasaan yang sulit dilakukan karena budaya bekerja pukul 09.00 hingga 05.00 sore dan aktivitas harian padat," katanya seperti dilansir laman Telegraph.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: