SDM desa kurang terlatih, Menteri Marwan siapkan balai pelatihan
29 Agustus 2015 19:55 WIB
ilustrasi Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar (ketiga kiri) didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (kedua kiri) menyapa peserta transmigran saat acara pelepasan transmigran di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/8). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar akan mengoptimalkan balai pelatihan pemberdayaan di beberapa kota di Indonesia, agar dana desa yang sudah dikucurkan, benar-benar bisa dimanfaatkan secara prioritas untuk meningkatkan ekonomi desa.
"Jangan sampai tujuan besar memperkuat ekonomi desa melalui program dana desa, menjadi sia-sia. Karena masyarakatnya tidak tahu memanfaatkannya. Seharusnya dana desa, justru menjadi pemicu bagi masyarakat untuk menjajaki dan mengelola potensinya," ujar Menteri Marwan saat meninjau Balai Pelatihan Transmigrasi di Denpasar, Sabtu (29/8).
Dalam keterangan persnya, Menteri Marwan mengatakan, balai pelatihan harus dimaksimalkan fungsinya untuk pemberdayaan masyarakat. "Sebelum dilatih, pemerintah akan di-survei terlebih dahulu potensinya desa. Setelah itu, barulah kita beri pelatihan yang disesuaikan dengan wilayahnya," ujarnya.
Dia mengharapkan, balai pelatihan tersebut, harus lebih dilengkapi sarana dan prasarana pendukungnya. Sehingga, tidak hanya sekedar untuk pelatihan masyarakat desa, juga untuk pelatihan bagi transmigrasi. "Yang pelatihan transmigran sebelum diberangkatkan, itu yang juga sangat penting. Agar para transmigran mampu mengelola kawasan barunya," ujar Menteri Desa.
"Ada lahan yang ditanami. Calon transmigran dilatih mengolah tanahnya agar subur, pembuatan pupuk, dan lainnya. Kemudian diperkenalkan juga teknologi terbarukan untuk mengoptimalkan hasilnyan," katanya.
Menurut Marwan Jafar, potensi desa yang luar biasa tidak sebanding dengan kemampuan masyarakat untuk menggarap. Penyebabnya, masyarakat belum tahu apa yang harus dilakukannya. "Misalnya ada potensi pohon bambu.Bisa dijadikan banyak kerajinan kreatif yang dimanfaatkan, seperti ukiran, alat musik, anyaman, dan lainnya," ujarnya.
Kreativitas kerajinan itu, kata Menteri kelahiran Pati, Jawa Tengah ini, sangat terbuka peluang pasarnya. Apalagi di Bali yang merupakan kawasan wisata terlaris di Indonesia yang banyak dikunjungi dari mancanegara.
"Orang asing ternyata suka dengan sesuatu hal yang unik-unik. Nah, ini yang harus dikembangkan dan terus. Dipasarkan," ujarnya.
"Nah, dana desa itulah yang bisa menjadi modal utamanya. Namun harus dibarengi oleh SDM masyarakatnya. SDM kuat, dana desa tidak akan sia-sia dikucurkan," demikian Menteri Desa, Marwan Jafar.
"Jangan sampai tujuan besar memperkuat ekonomi desa melalui program dana desa, menjadi sia-sia. Karena masyarakatnya tidak tahu memanfaatkannya. Seharusnya dana desa, justru menjadi pemicu bagi masyarakat untuk menjajaki dan mengelola potensinya," ujar Menteri Marwan saat meninjau Balai Pelatihan Transmigrasi di Denpasar, Sabtu (29/8).
Dalam keterangan persnya, Menteri Marwan mengatakan, balai pelatihan harus dimaksimalkan fungsinya untuk pemberdayaan masyarakat. "Sebelum dilatih, pemerintah akan di-survei terlebih dahulu potensinya desa. Setelah itu, barulah kita beri pelatihan yang disesuaikan dengan wilayahnya," ujarnya.
Dia mengharapkan, balai pelatihan tersebut, harus lebih dilengkapi sarana dan prasarana pendukungnya. Sehingga, tidak hanya sekedar untuk pelatihan masyarakat desa, juga untuk pelatihan bagi transmigrasi. "Yang pelatihan transmigran sebelum diberangkatkan, itu yang juga sangat penting. Agar para transmigran mampu mengelola kawasan barunya," ujar Menteri Desa.
"Ada lahan yang ditanami. Calon transmigran dilatih mengolah tanahnya agar subur, pembuatan pupuk, dan lainnya. Kemudian diperkenalkan juga teknologi terbarukan untuk mengoptimalkan hasilnyan," katanya.
Menurut Marwan Jafar, potensi desa yang luar biasa tidak sebanding dengan kemampuan masyarakat untuk menggarap. Penyebabnya, masyarakat belum tahu apa yang harus dilakukannya. "Misalnya ada potensi pohon bambu.Bisa dijadikan banyak kerajinan kreatif yang dimanfaatkan, seperti ukiran, alat musik, anyaman, dan lainnya," ujarnya.
Kreativitas kerajinan itu, kata Menteri kelahiran Pati, Jawa Tengah ini, sangat terbuka peluang pasarnya. Apalagi di Bali yang merupakan kawasan wisata terlaris di Indonesia yang banyak dikunjungi dari mancanegara.
"Orang asing ternyata suka dengan sesuatu hal yang unik-unik. Nah, ini yang harus dikembangkan dan terus. Dipasarkan," ujarnya.
"Nah, dana desa itulah yang bisa menjadi modal utamanya. Namun harus dibarengi oleh SDM masyarakatnya. SDM kuat, dana desa tidak akan sia-sia dikucurkan," demikian Menteri Desa, Marwan Jafar.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: