BI perkirakan ekonomi tumbuh moderat tahun ini
27 Agustus 2015 16:52 WIB
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kedua kiri), Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri), Ronald Waas (kedua kanan), Halim Alamsyah (kanan) usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (19/5/15). BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 7,50 persen sejalan dengan kebijakan moneter guna menjaga inflasi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi tumbuh moderat di kisaran 4,9 persen tahun ini.
"Jadi nanti pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran tengah 4,7-5,1 persen atau ada di kisaran 4,9 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis.
Dia yakin perekonomian domestik akan tumbuh lebih baik pada semester dua dibandingkan semester pertama yang relatif lambat.
Menurut dia, perlambatan ekonomi semester I tahun ini antara lain terjadi karena anggaran belum bisa dicairkan dengan cepat.
Bank sentral, ia mengatakan, meresponsnya dengan kebijakan konsisten guna menjaga inflasi tetap terkendali.
"Kami juga terus dorong dunia usaha agar lakukan prinsip kehati-hatian dengan minimum hedging (lindung nilai) dan minimum pengelolaan likuiditas. Utamanya kami akan terus lakukan koordinasi dengan pemerintah," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa saat ini pemerintah menghadapi tantangan besar dengan ekonomi dunia diperkirakan tumbuh hanya 3,3 persen, lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi 2014 yang sebesar 3,4 persen.
"Walaupun ada perbaikan di negara maju seperti AS, tapi yang perlu diperhatikan adalah Tiongkok yang 20 tahun terakhir tumbuh di atas 10 persen, terakhir turun 7,4 persen, dan di 2015 diproyeksi 6,8 persen. Tiongkok itu ekonomi besar, kalau turun tentu berdampak," katanya.
Negara seperti Brazil, Turki, India dan Afrika Selatan yang pertumbuhan ekonominya dibanggakan juga tidak luput dari tekanan akibat melemahnya ekonomi dunia dan sentimen dari rencana penaikan suku bunga oleh The Federal Reserve.
"Jadi nanti pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran tengah 4,7-5,1 persen atau ada di kisaran 4,9 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis.
Dia yakin perekonomian domestik akan tumbuh lebih baik pada semester dua dibandingkan semester pertama yang relatif lambat.
Menurut dia, perlambatan ekonomi semester I tahun ini antara lain terjadi karena anggaran belum bisa dicairkan dengan cepat.
Bank sentral, ia mengatakan, meresponsnya dengan kebijakan konsisten guna menjaga inflasi tetap terkendali.
"Kami juga terus dorong dunia usaha agar lakukan prinsip kehati-hatian dengan minimum hedging (lindung nilai) dan minimum pengelolaan likuiditas. Utamanya kami akan terus lakukan koordinasi dengan pemerintah," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa saat ini pemerintah menghadapi tantangan besar dengan ekonomi dunia diperkirakan tumbuh hanya 3,3 persen, lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi 2014 yang sebesar 3,4 persen.
"Walaupun ada perbaikan di negara maju seperti AS, tapi yang perlu diperhatikan adalah Tiongkok yang 20 tahun terakhir tumbuh di atas 10 persen, terakhir turun 7,4 persen, dan di 2015 diproyeksi 6,8 persen. Tiongkok itu ekonomi besar, kalau turun tentu berdampak," katanya.
Negara seperti Brazil, Turki, India dan Afrika Selatan yang pertumbuhan ekonominya dibanggakan juga tidak luput dari tekanan akibat melemahnya ekonomi dunia dan sentimen dari rencana penaikan suku bunga oleh The Federal Reserve.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: