Makkah (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan angka kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci menurun dengan pemantauan intensif terhadap anggota jemaah berisiko tinggi.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi 2015 menargetkan angka kematian jemaah haji di luar sarana kesehatan turun sampai 40 persen sehingga berdampak signifikan terhadap angka kematian jemaah secara keseluruhan.

"Prestasi petugas kesehatan bukan pada (penurunan) angka kematian kasar, tapi pada (penurunan) angka kematian di luar sarana," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Arab Saudi 1436H/2015M, Muwardi Edy, di Makkah, Arab Saudi, Kamis.

Sampai Kamis pukul 08.00 waktu Arab Saudi, anggota jemaah haji yang meninggal dunia di luar sarana kesehatan tercatat tiga orang.

Suparti (70) asal Pacitan meninggal dunia di pemondokan, Chamdanah (55) asal Surabaya meninggal dunia di pesawat, dan Ooy Rukoyah (55) asal Sukabumi yang meninggal dunia di Masjid Nabawi Madinah.

Untuk menekan angka kematian jemaah di luar sarana kesehatan, Muwardi meminta petugas kesehatan memberi perhatian khusus kepada anggota jemaah yang sejak di Tanah Air sudah dideteksi berisiko tinggi dengan riwayat penyakit seperti jantung, dan hipertensi.

"Jemaah yang memiliki risiko tinggi diperhatikan dan dilayani dengan baik," ujarnya.

Petugas sudah menandai kondisi kesehatan jemaah dengan gelang berbeda warna, merah untuk anggota jemaah berusia 60 tahun lebih yang berisiko tinggi sakit, hijau untuk anggota jemaah 60 tahun lebih yang sehat, dan kuning untuk anggota jemaah 60 tahun lebih yang sehat tapi punya riwayat sakit.

Muwardi mengharapkan sinergi berkesinambungan dengan petugas katering dan petugas perumahaan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji karena kualitas makanan serta sanitasi pemondokan juga mempengaruhi kesehatan jamaah.

"Tidak ada pekerjaan PPIH yang tidak saling terhubung. Sinergi menjadi penting agar penyelenggaraan haji tahun ini menjadi lebih baik dari tahun lalu," ujar Muwardi.

Ia mengatakan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah, Madinah, dan Jeddah juga terus berbenah untuk mempercepat proses akreditasi ke Joint Commission International (JCI).

"Yang dikerjakan dalam bidang kesehatan untuk memberi kontribusi lebih baik, adalah penyiapan akreditasi BPHI. Kalau kita wujudkan standar nasional Indonesia yang sama dengan internasional, saya kira akan lebih baik," katanya.

Ketua PPIH Arab Saudi A Dumyati Basori meminta seluruh petugas dan tenaga musiman yang jumlahnya mencapai 1.500 orang bekerja sungguh-sungguh dan ikhlas melayani tamu-tamu Allah.

"Kita bertemu di sini untuk saling memahami sedini mungkin kerja kita ke depan," katanya pada pertemuan petugas di BPHI semalam.

Ia juga meminta para petugas siap melayani jemaah haji yang akan memasuki Makkah secara bertahap mulai 30 Agustus.