Kondisi eksternal tak mungkinkan BI sesuaikan BI Rate
27 Agustus 2015 11:53 WIB
Gubernur BI Agus Martowardojo menyampaikan hasil rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (17/2/15). Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan kondisi ekonomi eksternal yang masih diliputi ketidakpastian saat ini tidak memungkinkan bank sentral untuk menyesuaikan tingkat suku bunga acuan (BI rate).
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dalam mengambil keputusan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar setiap bulan, pihaknya juga telah melakukan analisis yang mendalam berdasarkan informasi dan data yang valid.
"Sekarang ini kami lihat kondisi eksternal masih penuh ketidakpastian. Volume perdagangan yang rendah, harga komoditi menurun, risiko AS menaikkan suku bunganya, devaluasi Yuan yang bisa saja diikuti negara-negara lain, serta harga minyak yang turun. Kondisi itu tidak memungkinkan kami untuk mengubah stance (sikap) kami," ujar Agus dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Kamis.
Agus menegaskan, Bank Indonesia akan tetap menjaga kebijakan suku bunga seperti saat ini untuk meyakini kondisi makro ekonomi tetap terjaga dengan baik.
"Kalau kita mengejar pertumbuhan ekonomi, harus yang berkualitas. Kami tidak ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, terus beberapa tahun jatuh," kata Agus.
Ia menambahkan, bank sentral akan terus mewaspadai dinamika ekonomi global dan menekankan pentingnya untuk menjaga sentimen positif di dalam negeri.
"Yang penting kita tetap tenang, hindari conflicting signal, kebijakan yang tidak konsisten dan spekulasi-spekulasi. Kalau kita bisa commit dengan kebijakan kita, ekonomi bisa lebih baik," kata Agus.
Bank Indonesia sendiri saat ini masih mempertahankan BI rate di level 7,5 persen, setelah terakhir menurunkannya sebesar 25 basis poin pada Februari 2015 lalu.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dalam mengambil keputusan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar setiap bulan, pihaknya juga telah melakukan analisis yang mendalam berdasarkan informasi dan data yang valid.
"Sekarang ini kami lihat kondisi eksternal masih penuh ketidakpastian. Volume perdagangan yang rendah, harga komoditi menurun, risiko AS menaikkan suku bunganya, devaluasi Yuan yang bisa saja diikuti negara-negara lain, serta harga minyak yang turun. Kondisi itu tidak memungkinkan kami untuk mengubah stance (sikap) kami," ujar Agus dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Kamis.
Agus menegaskan, Bank Indonesia akan tetap menjaga kebijakan suku bunga seperti saat ini untuk meyakini kondisi makro ekonomi tetap terjaga dengan baik.
"Kalau kita mengejar pertumbuhan ekonomi, harus yang berkualitas. Kami tidak ingin pertumbuhan ekonomi tinggi, terus beberapa tahun jatuh," kata Agus.
Ia menambahkan, bank sentral akan terus mewaspadai dinamika ekonomi global dan menekankan pentingnya untuk menjaga sentimen positif di dalam negeri.
"Yang penting kita tetap tenang, hindari conflicting signal, kebijakan yang tidak konsisten dan spekulasi-spekulasi. Kalau kita bisa commit dengan kebijakan kita, ekonomi bisa lebih baik," kata Agus.
Bank Indonesia sendiri saat ini masih mempertahankan BI rate di level 7,5 persen, setelah terakhir menurunkannya sebesar 25 basis poin pada Februari 2015 lalu.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: