Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memperkirakan sebanyak 1.500 ton bawang merah diekspor mengingat harga bawang yang menurun.

"Ekspor sekarang sudah mungkin 1.500 ton bawang merah. Kita target 30.000 ton," katanya di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin.

Ia mengatakan ekspor menjadi upaya menolong petani di tengah menurunnya harga bawang merah.

Sebelumnya, ia mengatakan harga bawang merah sebelum Ramadan Rp36.000-Rp40.000 per kilogram, sementara saat ini hanya seharga Rp3.000 per kilogram.

"Sebelum Ramadan Rp36.000 per kilogram. Jatuh 1.000 persen. Kita tolong termasuk tomat panen puncak kita tolong, mengangkat harga ke Rp10.000. Mereka senang," ujarnya.

Kemudian, harga tomat di pasar konsumen hanya Rp400 per kilogram.

"Yang di kita jangan sampai harga jatuh terendah. Jadi, ini kita lakukan pembelian di tingkat petani," tuturnya.

Mengenai harga tomat yang anjlok di Jawa Barat, Menteri mengemukakan hal itu karena provinsi tersebut kelebihan produksi tomat sebanyak 9.000 ton pada Agustus 2015.

"Ada over supply (kelebihan produksi) di Jawa Barat sekitar 9.000-an ton bulan ini (Agustus 2015), karena ada tambah tanam hampir 360-an hektare," katanya.

Ia mengatakan daerah di Jawa Barat yang menyumbang kelebihan produksi tomat antara lain Garut, Sukabumi, Cianjur dan Kabupaten Bandung.

Ia mengatakan kelebihan produksi tomat tersebut seharusnya dapat diolah menjadi produk lain sehingga memberikan nilai tambah.

Dengan demikian, petani tidak akan merugi jika memiliki kelebihan produksi melainkan dapat menjualnya menjadi produk olahan.

Apalagi tomat cepat mengalami pembusukan. Oleh karena itu, petani harus memiliki alternatif lain untuk mengolahnya menjadi makanan, misalnya seperti manisan atau kurma tomat.

"Artinya kan tidak ada masalah dengan tomat yang produksi lebih," ujarnya.

Ia mengatakan ke depan pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi terhadap pengolahan tomat menjadi produk olahan yang bernilai tambah.