Wapres tegaskan pentingnya pembangunan transmisi listrik
25 Agustus 2015 13:18 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi gardu induk listrik di Desa Sanggrahan, Kedu, Temanggung,Jateng. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pembangunan transmisi listrik 46.000 kilometer perlu dilakukan karena akan menentukan keberhasilan pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).
"Intinya menurut Bapak Jusuf Kalla, pembangunan transmisi ini sudah harus jalan," kata Juru Bicara Wapres, Husein Abdullah kepada wapres seusai rapat tentang kelistrikan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.
Menurut Wapres, pembangunan transmisi bagi sebuah pembangkit listrik itu seperti pembangunan jalan untuk rumah. Karena itu, sebelum membangun rumah maka jalannya juga harus sudah terbangun pula.
Bila pembangkit listrik sudah berjalan tetapi transmisinya juga masih belum memadai, maka dicemaskan pembangkit-pembangkit listrik yang sudah terbangun bisa menganggur.
Selain itu, Wapres juga mengingatkan bahwa karena pada saat ini harga bahan baku sedang dalam keadaan murah, maka kini dinilai merupakan waktu yang tepat untuk berbelanja bahan baku pembangunan transmisi itu.
"Seluruh bahan baku lagi murah sehingga biaya juga diharapkan bisa ditekan hingga 50 persen," katanya.
Pembangunan transmisi tersebut juga diyakini dapat menstimulasikan ekonomi terutama bagi pengusaha-pengusaha daerah sehingga Wapres juga menginginkan dibuat semacam pelatihan sehingga pengusaha lokal bisa membantu pembangunan transmisi.
Apalagi Wapres juga menginginkan agar 100 persen komponen dalam pembangunan tersebut diupayakan berasal dari dalam negeri.
Dalam rapat tentang kelistrikan yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Ketua BKPM Franky Sibarani juga menginginkan adanya koordinasi yang baik dengan beragam instansi dalam upaya mewujudkan pembangunan transmisi tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah telah mempercepat proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt dengan mulai membangun transmisi sepanjang 46.000 kilometer.
Hal itu dibahas dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (30/7), yang dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Sofyan Basir.
"Kami bersama Wapres (Jusuf Kalla) tadi rapat mencari solusi bagaimana mempercepat pembangunan 35.000 megawatt dan soal mempercepat pembangunan transmisi," kata Menteri ESDM Sudirman Said usai rapat.
Dia menjelaskan transmisi tersebut akan dibangun secara massal dengan melibatkan berbagai pihak industri dalam negeri serta para pengusaha menengah di daerah.
Sementara itu, Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan rencana pembangunan transmisi sepanjang 46.000 kilometer tersebut berlangsung selama tiga hingga empat tahun ke depan, sehingga diharapkan selesai lebih cepat daripada pembangunan pembangkitnya.
(T.M040*F013/ )
"Intinya menurut Bapak Jusuf Kalla, pembangunan transmisi ini sudah harus jalan," kata Juru Bicara Wapres, Husein Abdullah kepada wapres seusai rapat tentang kelistrikan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.
Menurut Wapres, pembangunan transmisi bagi sebuah pembangkit listrik itu seperti pembangunan jalan untuk rumah. Karena itu, sebelum membangun rumah maka jalannya juga harus sudah terbangun pula.
Bila pembangkit listrik sudah berjalan tetapi transmisinya juga masih belum memadai, maka dicemaskan pembangkit-pembangkit listrik yang sudah terbangun bisa menganggur.
Selain itu, Wapres juga mengingatkan bahwa karena pada saat ini harga bahan baku sedang dalam keadaan murah, maka kini dinilai merupakan waktu yang tepat untuk berbelanja bahan baku pembangunan transmisi itu.
"Seluruh bahan baku lagi murah sehingga biaya juga diharapkan bisa ditekan hingga 50 persen," katanya.
Pembangunan transmisi tersebut juga diyakini dapat menstimulasikan ekonomi terutama bagi pengusaha-pengusaha daerah sehingga Wapres juga menginginkan dibuat semacam pelatihan sehingga pengusaha lokal bisa membantu pembangunan transmisi.
Apalagi Wapres juga menginginkan agar 100 persen komponen dalam pembangunan tersebut diupayakan berasal dari dalam negeri.
Dalam rapat tentang kelistrikan yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Ketua BKPM Franky Sibarani juga menginginkan adanya koordinasi yang baik dengan beragam instansi dalam upaya mewujudkan pembangunan transmisi tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah telah mempercepat proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt dengan mulai membangun transmisi sepanjang 46.000 kilometer.
Hal itu dibahas dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (30/7), yang dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Sofyan Basir.
"Kami bersama Wapres (Jusuf Kalla) tadi rapat mencari solusi bagaimana mempercepat pembangunan 35.000 megawatt dan soal mempercepat pembangunan transmisi," kata Menteri ESDM Sudirman Said usai rapat.
Dia menjelaskan transmisi tersebut akan dibangun secara massal dengan melibatkan berbagai pihak industri dalam negeri serta para pengusaha menengah di daerah.
Sementara itu, Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan rencana pembangunan transmisi sepanjang 46.000 kilometer tersebut berlangsung selama tiga hingga empat tahun ke depan, sehingga diharapkan selesai lebih cepat daripada pembangunan pembangkitnya.
(T.M040*F013/ )
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: