Banda Aceh (ANTARA News) - Anggota DPR RI Teuku Riefky Hasya meminta masa orientasi siswa serta orientasi studi dan pengenalan kampus atau ospek yang dilaksanakan setiap tahun ajaran baru dihapus karena banyak memberi efek negatif.

"Selama ini, masa orientasi di sekolah maupun kampus perguruan tinggi banyak memberi efek negatif. Pelaksanaan tidak ada gunanya untuk para siswa dan mahasiswa baru. Jadi, lebih baik dihapus," ujar Teuku Riefky Hasya di Banda Aceh, Minggu.

Pernyataan tersebut dikemukakan Teuku Riefky Hasya di hadapan seratusan siswa dan mahasiswa dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan.

Teuku Riefky Hasya yang Ketua Komisi X DPR RI menyebutkan, contoh efek negatif masa orientasi tersebut di antaranya lahirnya balas dendam dan berujung dengan kekerasan antara pelajar ataupun mahasiswa senior dan yunior.

Dia mengemukakan, masa orientasi yang sudah berlangsung sejak 1970-an terbukti tidak ada manfaat untuk wawasan siswa dan mahasiswa baru. Karena itu, kegiatan seperti itu harus segera dihapus.

"Ironinya, ada korban meninggal dunia ketika mengikuti masa orientasi. Jatuhnya korban jiwa ini tentu sangat melukai dunia pendidikan Indonesia," kata Teuku Riefky Hasya.

Seharusnya, masa orientasi menjadi kegiatan untuk mengenalkan mahasiswa baru tentang kampus dan kebutuhan kampus. Jika perlu, masa orientasi ini diisi dengan materi pengenalan wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air

Dengan mengenalkan wawasan kebangsaan, kata dia, tentu akan memberi semangat dan motivasi kepada generasi muda mencintai Tanah Air dan bisa memiliki rasa bela negara.

"Jika masa orientasi diisi dengan hal-hal tidak baik, terlebih diserahkan sepenuhnya kepada para senior tanpa pengawasan, maka akan terjadi perpeloncoan," kata anggota DPR asal Aceh tersebut.