Jayapura, Papua (ANTARA News) - Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Kepolisian Indonesian, Brigadir Jenderal Polisi Arthur Tampi, mengakui, tim Identifikasi Korban Bencana (IKB/DVI) saat ini membutuhkan sampel darah keluarga untuk dicocokkan dengan sampel darah korban.


Uji DNA akan segera diterapkan guna mempercepat identifikasi korban ATR 42 Trigana Air, yang telah masuk hari keenam sejak dia jatuh pada 16 Agustus lalu. 54 orang di dalam kabin dan kokpit ATR 42-400 nomor registrasi PK YRN itu tewas.

Belum semua keluarga inti korban diambil darahnya oleh Tim IKB/DVI Polda Papua, padahal contoh darah itu sangat dibutuhkan untuk dicocokkan dengan korban.

"Saat ini kami terus berupaya agar keluarga inti yakni ibu, bapak, adik atau kakak yang keluarganya menjadi korban pesawat naas," kata Tampi, di Jayapura, Jumat.

Dikatakan, untuk mencocokkan darah korban dengan keluarganya akan dilakukan di Jakarta karena peralatan tersebut belum dimiliki rumah sakit yang ada di Jayapura.

"Butuh waktu untuk menelitinya sehingga pihaknya sangat berharap agar masyarakat untuk bersabar agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan sehingga dapat menyerahkannya kepada keluarga yang berhak menerimanya," kata Tampi.

Dia semula berjanji menggumumkan hasil identifikasi setiap hari 10 korban namun dalam kenyataannya untuk Jumat (21/8) hanya tiga nama yang teridentifikasi.

"Saat ini baru tujuh korban yang berhasil teridentifikasi," aku Tampi.