Zamboanga, Filipina (ANTARA News) - Tentara Filipina bentrok dengan kelompok Abu Sayyaf di dua pulau di Filipina Selatan, menyebabkan 20 pemberontak tewas saat pertempuran terus berkecamuk, kata militer pada Rabu.

Pertempuran terbaru dan paling sengit terjadi di Kota Indanan di selatan Pulau Jolo ketika tentara berusaha menyelamatkan para sandera dan menghadapi sekitar seratus anggota dari kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaida itu, kata Komandan Militer Gabungan Kelompok Tugas di pulau tersebut Brigadir Jenderal Alan Arrojado.

Lima belas anggota Abu Sayyaf tewas dalam pertempuran ketika militer mengggunakan senjata artileri secara bertubi-tubi untuk memukul mundur serangan pemberontak, kata Arrojado kepada wartawan.

Arrojado menambahkan tidak ada laporan tentang korban dari pihak militer tetapi baku tembak masih berlangsung di Jolo dan ia juga tidak menyebutkan salah satu korban penculikan tersebut.

Sementara itu, di pulau terdekat dari Jolo, yaitu Basilan sekitar 890 kilometer dari Manila, patroli tentara mengejar gerombolan pejuang Abu Sayyaf pada Selasa (18/8) sehingga memicu dua hari bentrokan yang menewaskan lima pemberontak dan satu tentara, laporan militer menambahkan.

Baik Basilan maupun Jolo yang berada di ujung barat daya negara itu, merupakan benteng dari Abu Sayyaf, sebuah kelompok dengan kekuatan beberapa ratus orang bersenjata yang didirikan pada tahun 1990 dengan pendanaannya diketahui berasal dari jaringan Al Qaida pimpinan Osama Bin Laden.

Kelompok ini sering melakukan usaha penculikan untuk meminta tebusan, apabila memungkinkan menargetkan orang asing dan kadang-kadang memenggal kepala tawanannya jika uang tebusan tidak dibayar.

Pekan lalu, potongan tubuh dari seorang kepala desa yang diculik oleh Abu Sayyaf ditemukan di Jolo.

Menurut militer, Abu Sayyaf saat ini menahan setidaknya tujuh sandera.

Kelompok ini juga telah disalahkan atas serangan teror terburuk di negara itu, termasuk pengeboman sebuah kapal feri di Teluk Manila pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang.