Korban kebakaran Semen Tonasa 11 orang
19 Agustus 2015 23:17 WIB
ilustrasi Tambang Semen Tonasa Seorang pekerja berada di area tambang pabrik Semen Tonasa, di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. (ANTARA FOTO/Eric Ireng) ()
Makassar (ANTARA News) - Kapolres Pangkajene Kepulauan (Pangkep) AKBP Moh Hidayat menyatakan jika korban dari insiden kebakaran Pabrik PT Semen Tonasa IV bertambah dan jumlahnya sudah mencapai 11 orang termasuk yang tewas.
"Korbannya itu bertambah dan sekarang sudah 11 orang yang didata. Para korban juga sudah dirujuk ke rumah sakit di Makassar untuk mendapatkan penanganan medis," ujar Hidayat lewat sambungan telepon genggamnya, di Pangkep, Rabu.
Korban yang berhasil didata antara lain, Ansar (26) warga Desa Balocci, Hamsah (33) warga Borong Untia, Wahyudi (23) warga Talappassa, Haerun (43), Jamal (45) warga Kecamatan Minasa Tene.
Asdar (18) warga Labakkang, Bahtiar (26) warga Bontoa Kalabirang, Tono (19) warga Majennang Biring Kassi, Surpahmi (18) warga Labakkang, Akbar (25) warga Kabba, Kecamatan Minasa Tene dan Supriadi (18).
Diberitakan, dari jumlah korban yang telah didata itu, satu diantaranya tewas terpanggang yakni Akbar (25) warga Kabba, Kecamatan Minasa Tene.
Hidayat mengatakan, kebakaran terjadi di jembatan pengangkutan batu bara kasar sepanjang 150 meter atau di Belt Transport menuju bangunan penggilingan untuk menghaluskan batu bara (Coal Mill).
Saat kebakaran itu terjadi, aparat bersama karyawan lainnya berusaha memadamkan api yang sedang berkobar. Coal Mill yang dikhawatirkan akan terbakar habis, juga sudah diamankan.
Menurut Hidayat, penyelidikan sementara di lokasi kejadian menemukan adanya indikasi kuat jika kebakaran terjadi itu akibat gesekan batu bara sehingga menimbulkan percikan api lalu merembes ke vanbelt dan terbakar.
"Gesekan batu bara itu membakar semuanya, sehingga membuat api semakin membesar dan sulit dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran oleh karena posisi coal mill terbakar pada bagian atas," katanya.
Lebih lanjut Hidayat menjelaskan, kini pihaknya tengah berjaga di lokasi untuk melakukan pengasawan pada tempat kejadian perkara (TKP).
"Polisi dan Direktur Produksi Toto Sidibuo dan Direktur Komersil Tri Abdu sedang melakukan pengawasan di TKP yang saat ini masih dalam pendinginan," tandasnya.
"Korbannya itu bertambah dan sekarang sudah 11 orang yang didata. Para korban juga sudah dirujuk ke rumah sakit di Makassar untuk mendapatkan penanganan medis," ujar Hidayat lewat sambungan telepon genggamnya, di Pangkep, Rabu.
Korban yang berhasil didata antara lain, Ansar (26) warga Desa Balocci, Hamsah (33) warga Borong Untia, Wahyudi (23) warga Talappassa, Haerun (43), Jamal (45) warga Kecamatan Minasa Tene.
Asdar (18) warga Labakkang, Bahtiar (26) warga Bontoa Kalabirang, Tono (19) warga Majennang Biring Kassi, Surpahmi (18) warga Labakkang, Akbar (25) warga Kabba, Kecamatan Minasa Tene dan Supriadi (18).
Diberitakan, dari jumlah korban yang telah didata itu, satu diantaranya tewas terpanggang yakni Akbar (25) warga Kabba, Kecamatan Minasa Tene.
Hidayat mengatakan, kebakaran terjadi di jembatan pengangkutan batu bara kasar sepanjang 150 meter atau di Belt Transport menuju bangunan penggilingan untuk menghaluskan batu bara (Coal Mill).
Saat kebakaran itu terjadi, aparat bersama karyawan lainnya berusaha memadamkan api yang sedang berkobar. Coal Mill yang dikhawatirkan akan terbakar habis, juga sudah diamankan.
Menurut Hidayat, penyelidikan sementara di lokasi kejadian menemukan adanya indikasi kuat jika kebakaran terjadi itu akibat gesekan batu bara sehingga menimbulkan percikan api lalu merembes ke vanbelt dan terbakar.
"Gesekan batu bara itu membakar semuanya, sehingga membuat api semakin membesar dan sulit dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran oleh karena posisi coal mill terbakar pada bagian atas," katanya.
Lebih lanjut Hidayat menjelaskan, kini pihaknya tengah berjaga di lokasi untuk melakukan pengasawan pada tempat kejadian perkara (TKP).
"Polisi dan Direktur Produksi Toto Sidibuo dan Direktur Komersil Tri Abdu sedang melakukan pengawasan di TKP yang saat ini masih dalam pendinginan," tandasnya.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: