Triton terbaru dirancang berdasar pasar Indonesia
19 Agustus 2015 23:12 WIB
Jajaran pimpinan Mitsubishi Motors Corporation termasuk Presiden sekaligus Chief Operating Officer Tetsuro Aikawa (ketiga dari kiri) didampingi jajaran pimpinan distributor resmi mereka di Indonesia PT Krama Yudha Tiga Berian Motors termasuk Presiden Direktur Hisashi Ishikawa (ketiga dari kanan) bersama-sama memperkenalkan produk terbaru mereka All New Triton kepada para pelanggan setia di Jakarta, Selasa. (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Kendaraan pick up 4x4 terbaru Mitsubishi Motors Corporation (MMC), All New Triton, dirancang dengan menyesuaikan pasar Indonesia, demikian Corporate General Manager Global Pickup Project Promotion Office MMC Koichi Namiki.
Namiki menuturkan bahwa saat pertama kali ditunjuk mengemban tugasnya yang sekarang Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjunginya sebelum mulai merancang generasi kelima Triton itu. "Triton dikembangkan dan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar Indonesia," kata Namiki dalam sesi konferensi pers di kantor pusat distributor resmi mereka di Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), di Pulomas, Jakarta, Rabu.
Saat mengunjungi Indonesia, Namiki yang diberi tahu bahwa pasar utama Triton sebagian besar adalah perusahaan pertambangan dan perkebunan mencoba menilik medan yang dihadapi para pelanggannya.
Namiki yang sempat mengunjungi Kalimantan, melihat bahwa medan yang bakal dihadapi Triton memiliki kontur yang berlumpur dan penuh tanjakan, ia menyiapkan rancangan kendaraan yang bisa menaklukkan medan tersebut.
Selain persoalan medan yang dihadapi, Namiki juga menemukan fakta di lapangan bahwa kualitas solar yang digunakan kurang baik dan kerap tercampur air atau pasir.
Oleh karena itu pula, Triton terbaru dilengkapi teknologi penyaringan bahan bakar yang lebih handal guna menangkal dampak buruk tersebut.
"Kami menyarankan agar para pengguna mengganti saringan bahan bakar mereka setiap penggunaan 20.000 km, demi mengoptimalkan kinerja mesin," katanya.
Menurut Namiki, apabila pengguna tidak mengganti tepat waktu sebetulnya tidak akan segera berdampak, namun sebaiknya dihindari pembiaran berkepanjangan hal itu yang nantinya akan membuat performa mesin berkurang.
Hal itu didasarkan pada uji coba terhadap semua varian Triton yang seluruhnya mengusung mesin yang sama, 4D56 2.5L DI-D Commonrail.
Namiki menuturkan bahwa saat pertama kali ditunjuk mengemban tugasnya yang sekarang Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjunginya sebelum mulai merancang generasi kelima Triton itu. "Triton dikembangkan dan dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar Indonesia," kata Namiki dalam sesi konferensi pers di kantor pusat distributor resmi mereka di Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), di Pulomas, Jakarta, Rabu.
Saat mengunjungi Indonesia, Namiki yang diberi tahu bahwa pasar utama Triton sebagian besar adalah perusahaan pertambangan dan perkebunan mencoba menilik medan yang dihadapi para pelanggannya.
Namiki yang sempat mengunjungi Kalimantan, melihat bahwa medan yang bakal dihadapi Triton memiliki kontur yang berlumpur dan penuh tanjakan, ia menyiapkan rancangan kendaraan yang bisa menaklukkan medan tersebut.
Selain persoalan medan yang dihadapi, Namiki juga menemukan fakta di lapangan bahwa kualitas solar yang digunakan kurang baik dan kerap tercampur air atau pasir.
Oleh karena itu pula, Triton terbaru dilengkapi teknologi penyaringan bahan bakar yang lebih handal guna menangkal dampak buruk tersebut.
"Kami menyarankan agar para pengguna mengganti saringan bahan bakar mereka setiap penggunaan 20.000 km, demi mengoptimalkan kinerja mesin," katanya.
Menurut Namiki, apabila pengguna tidak mengganti tepat waktu sebetulnya tidak akan segera berdampak, namun sebaiknya dihindari pembiaran berkepanjangan hal itu yang nantinya akan membuat performa mesin berkurang.
Hal itu didasarkan pada uji coba terhadap semua varian Triton yang seluruhnya mengusung mesin yang sama, 4D56 2.5L DI-D Commonrail.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: