Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka turun sebesar 13,04 poin terimbas sentimen negatif eksternal.

IHSG BEI dibuka turun 13,04 poin atau 0,28 persen menjadi 4.572,34, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 3,33 poin (0,43 persen) menjadi 773,11.

"Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan Tiongkok yang masih melakukan devaluasi yuan terlihat masih mendominasi perdagangan. IHSG kembali terkoreksi," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan bahwa pemodal asing juga kembali melakukan aksi lepas saham. Aksi lepas saham asing sepertinya bakal berada di kisaran Rp300-Rp450 miliar pada Selasa ini.

"Kendati demikian, dalam jangka pendek ini IHSG masih berada dalam tren naik, pemodal sebaiknya tetap melakukan akumulasi dengan secara selektif, terutama pada saham-saham di sektor perbankan dan konstruksi," katanya.

Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa untuk menjaga pasar saham, diharapkan nilai tukar rupiah bergerak stabil. Saat ini, rupiah dinilai "undervalued", karena tidak mencerminkan nilai fundamentalnya.

"Diharapkan upaya Bank Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dapat mengurangi kekhawatiran pasar saham. BI bersama pemerintah juga akan hadir di pasar untuk menjaga stabilitas pasar surat berharga negara (SBN)," katanya.

Ia menambahkan bahwa Jika dalam pekan ini pergerakan rupiah stabil dan sinyal dari PBOC yang kemungkinan menghentikan sementara kebijakan melakukan devaluasi atas mata uang Yuan, diharapkan akan menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 3,12 poin (0,01 persen) ke 23.817,77, indeks Bursa Nikkei turun 46,08 poin (0,22 persen) ke 20.574,18, dan Straits Times menguat 3,86 poin (0,13 persen) ke posisi 3.071,21.