Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan anggota Komunitas Sepeda Onthel Bengkulu memadati rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Anggut Atas Kota Bengkulu untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kegiatan ini untuk mengenang perjuangan Bung Karno mewujudkan kemerdekaan dan masa pembuangan ke Bengkulu," kata Pengurus Komunitas Sepeda Onthel Bengkulu, Alcala Zamora di sela-sela kegiatan di halaman rumah Bung Karno di Kota Bengkulu, Senin.
Para anggota komunitas itu mulai mengayuh sepeda onthel dari markas komunitas di Kelurahan Tengah Padang menuju rumah Bung Karno sejauh dua kilometer.
Sebelum tiba di rumah Bung Karno, mereka berhenti di depan Kantor Wali Kota Bengkulu yang berada di jantung Kota Bengkulu dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan dengan alat musik tempo dulu, akordeon.
Selanjutnya anggota komunitas mengayuh sepeda mereka yang sudah dihiasi atribut unik yang didominasi warna merah putih menuju rumah Bung Karno di Jalan Soekarno-Hatta.
Tidak hanya sepeda yang dihias, para anggota komunitas itu juga menggunakan pakaian khas tempo dulu yang biasa digunakan para demang dan pejabat pemerintahan Hindia Belanda.
Tiba di rumah Bung Karno mereka menjejerkan sepeda tua itu di halaman rumah bersejarah itu.
Lalu puluhan anggota komunitas berbaris di halaman rumah itu dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, mengheningkan cipta serta memberikan tanda hormat pada bendera Merah Putih yang sudah terpasang di depan rumah Bung Karno.
"Kegiatan ini sudah beberapa kali kami laksanakan untuk mengenang dan napak tilas Bung Karno di Bengkulu," ucapnya.
Pengasingan Bung Karno oleh pemerintah Hindia Belanda di Bengkulu berlangsung selama empat tahun, kurun 1938 hingga 1942.
Kini rumah bersejarah tersebut menjadi salah satu objek wisata sejarah penting di Kota Bengkulu dan ramai dikunjungi wisatawan domestik dan asing.
Rumah Bung Karno di Bengkulu dipadati pesepeda onthel
17 Agustus 2015 14:15 WIB
Rumah kediaman Bung Karno selama pengasingan di Bengkulu. (ANTARA News/Arina S)
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: