Fdli Zon: pemerintah harus tingkatkan upaya diplomasi
14 Agustus 2015 19:41 WIB
Sidang Bersama DPD dan DPR Presiden Joko Widodo (kiri) menyalami Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kedua kiri), Taufik Kurniawan (kedua kanan), dan Agus Hermanto (kanan) seusai menghadiri Sidang Bersama DPD dan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). Sidang tersebut beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT Ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berpendapat bahwa pemerintah Indonesia harus meningkatkan upaya diplomasi dengan negara-negara lain.
"Saya melihat diplomasi kita agak turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Fadli Zon di depan Gedung MPR RI, Jakarta, usai menghadiri rangkaian penyampaian pidato kenegaraan Presiden RI, Jumat.
"Kita ingin diplomasi yang lebih kuat karena di saat-saat genting kita butuh bantuan dari para sahabat," lanjut dia.
Politisi Partai Gerindra tersebut juga mengkritisi Presiden Joko Widodo yang baru mengunjungi beberapa negara sejak dilantik pada Oktober 2014 lalu.
"Presiden sendiri baru ke dua-tiga negara, meskipun di negara-negara itu bertemu dengan para pemimpinnya, tetapi jangan jadi terlalu bergantung pada satu-dua negara," kata dia.
Namun, Fadli Zon menolak untuk menyebutkan secara pasti negara mana yang dia maksud.
"Kita ini punya banyak sahabat," kata dia.
Dalam momentum HUT RI ke-70, Fadli Zon juga membandingkan kepemimpinan saat ini dengan masa Presiden Soekarno yang ia nilai memiliki pergaulan luas di kalangan internasional.
"Bung Karno memang punya pergaulan luas dan pribadi dengan tokoh-tokoh negara asing pada masa itu, dengan India, RRT, Soviet, dan lain-lain," kata dia.
Sebelumnya dalam pidato kenegaraan di hadapan Sidang Bersama DPD dan DPR RI, Presiden Jokowi menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan politik luar negeri bebas-aktif.
Untuk melaksanakan komitmen tersebut, pemerintah Indonesia, antara lain akan terus mengirimkan pasukan perdamaian ke berbagai belahan dunia, menjadi penengah konflik dan memberikan kepemimpan dalam pembuatan norma-norma regional maupun global.
Selain berpidato di hadapan DPD dan DPR RI, Presiden Jokowi juga menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan MPR RI dan menyerahkan Rancangan APBN 2016 kepada DPR.
"Saya melihat diplomasi kita agak turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Fadli Zon di depan Gedung MPR RI, Jakarta, usai menghadiri rangkaian penyampaian pidato kenegaraan Presiden RI, Jumat.
"Kita ingin diplomasi yang lebih kuat karena di saat-saat genting kita butuh bantuan dari para sahabat," lanjut dia.
Politisi Partai Gerindra tersebut juga mengkritisi Presiden Joko Widodo yang baru mengunjungi beberapa negara sejak dilantik pada Oktober 2014 lalu.
"Presiden sendiri baru ke dua-tiga negara, meskipun di negara-negara itu bertemu dengan para pemimpinnya, tetapi jangan jadi terlalu bergantung pada satu-dua negara," kata dia.
Namun, Fadli Zon menolak untuk menyebutkan secara pasti negara mana yang dia maksud.
"Kita ini punya banyak sahabat," kata dia.
Dalam momentum HUT RI ke-70, Fadli Zon juga membandingkan kepemimpinan saat ini dengan masa Presiden Soekarno yang ia nilai memiliki pergaulan luas di kalangan internasional.
"Bung Karno memang punya pergaulan luas dan pribadi dengan tokoh-tokoh negara asing pada masa itu, dengan India, RRT, Soviet, dan lain-lain," kata dia.
Sebelumnya dalam pidato kenegaraan di hadapan Sidang Bersama DPD dan DPR RI, Presiden Jokowi menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan politik luar negeri bebas-aktif.
Untuk melaksanakan komitmen tersebut, pemerintah Indonesia, antara lain akan terus mengirimkan pasukan perdamaian ke berbagai belahan dunia, menjadi penengah konflik dan memberikan kepemimpan dalam pembuatan norma-norma regional maupun global.
Selain berpidato di hadapan DPD dan DPR RI, Presiden Jokowi juga menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan MPR RI dan menyerahkan Rancangan APBN 2016 kepada DPR.
Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: