Presiden singgung tujuan reshuffle kabinet dalam pidato Sidang Tahunan
14 Agustus 2015 09:47 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo ingin masyarakat Indonesia dapat mengubah paradigma dari pola hidup konsumtif menjadi pemberdayaan sektor-sektor produktif guna memberdayakan dan membangkitkan kondisi perekonomian nasional.
"Pemerintah mengubah paradigma dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di rapat paripurna Sidang Tahunan MPR 2015 di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, ujar Presiden, pemerintah juga fokus dalam membangun beragam infrastruktur seperti jalan tol, jalur kereta api, waduk, pelabuhan, dan pembangkit listrik di berbagai daerah.
Namun, lanjutnya, Jokowi juga mengakui bahwa masih banyak persoalan yang sampai saat ini belum dituntaskan seperti ketidakstabilan harga pangan, ketimpangan, masih berlangsungnya praktek korupsi, hingga penegakan hukum yang masih belum sepenuhnya kokoh.
Presiden mengutarakan harapannya agar berbagai persoalan yang ada tersebut dapat bisa diselesaikan dengan baik.
Kepala Negara juga mengemukakan, perombakan kabinet (reshuffle) yang baru dilakukannya adalah untuk mempercepat dan memperbaiki kinerja pemerintahan serta dalam rangka mewujudkan janji meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan rakyat Indonesia.
Percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan di Tanah Air dinilai mesti dapat mengkonsolidasikan masuknya investasi proyek dengan kesiapan yang dihadapi daerah seperti tersedianya tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Pemerintah mengubah paradigma dari yang bersifat konsumtif menjadi produktif," kata Presiden Jokowi dalam pidatonya di rapat paripurna Sidang Tahunan MPR 2015 di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, ujar Presiden, pemerintah juga fokus dalam membangun beragam infrastruktur seperti jalan tol, jalur kereta api, waduk, pelabuhan, dan pembangkit listrik di berbagai daerah.
Namun, lanjutnya, Jokowi juga mengakui bahwa masih banyak persoalan yang sampai saat ini belum dituntaskan seperti ketidakstabilan harga pangan, ketimpangan, masih berlangsungnya praktek korupsi, hingga penegakan hukum yang masih belum sepenuhnya kokoh.
Presiden mengutarakan harapannya agar berbagai persoalan yang ada tersebut dapat bisa diselesaikan dengan baik.
Kepala Negara juga mengemukakan, perombakan kabinet (reshuffle) yang baru dilakukannya adalah untuk mempercepat dan memperbaiki kinerja pemerintahan serta dalam rangka mewujudkan janji meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan rakyat Indonesia.
Percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan di Tanah Air dinilai mesti dapat mengkonsolidasikan masuknya investasi proyek dengan kesiapan yang dihadapi daerah seperti tersedianya tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: