Ankara (ANTARA News) - Pembicaraan antara partai politik utama di Turki mengenai pembentukan pemerintah koalisi gagal pada Kamis (12/8), sehingga meningkatkan kemungkinan penyelenggaraan pemilihan umum dini pada November.

"Kami telah menyimpulkan tak ada alasan bagi pembentukan koalisi dan memasuki pemerintah kemitraan," kata Ahmet Davutoglu, pemimpin Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) dan calon Perdana Menteri, kepada wartawan di Markas AKP di Ankara.

Pada pemilihan umum terakhir, AKP tidak memperoleh suara mayoritas sehingga harus melakukan koalisi dengan partai lain untuk membentuk pemerintahan.

Ia menyatakan kegagalan tersebut disebabkan oleh apa yang sebut "perbedaan pendapat yang sangat dalam" dengan partai oposisi utama terutama mengenai kebijakan pendidikan dan luar negeri.

Davutoglu menggaris-bawahi bahwa pemilihan umum dini sekarang menjadi satu-satunya kemungkinan, dan mengatakan pilihannya ialah parlemen melakukan pemungutan suara bagi pemilihan umum dini.

Pernyataannya dikeluarkan setelah babak terakhir pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah koalisi di Ankara dengan Kemal Kilicdaroglu, Ketua Partai Rakyat Republik (CHP), yang terbesar kedua.

Pemimpin CHP tersebut menyampaikan perspektif yang berbeda mengenai mengapa pembicaraan itu telah gagal pada Kamis, demikian laporan Xinhua. Ia mengatakan tawaran koalisi jangka-panjang yang sesungguhnya tak pernah diajukan oleh Davutoglu.

Ia menekankan negerinya memerlukan koalisi jangka-panjang yang tangguh guna menanggulangi tantangan ekonomi dan terorisme, tapi kesempatan bersejarah tersebut luput dengan gagalnya pembicaraan.

Kebanyakan pihak menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan, mantan pemimpin AKP yang masih menjadi tokoh tangguh di dalam partai itu, atas kegagalan pembicaraan sebab mereka mengatakan Presiden itu menentang koalisi sejak awal.

"Setiap orang mengetahui apa yang sedang terjadi. Ini adalah permainan yang dimainkan oleh istana," kata pengulas politik yang berpusat di Ankara, Mustafa Unal.

Ia menyatakan AKP tak pernah tulus dalam pembicaraan koalisi tapi menggunakan langkah taktis untuk memperpanjang perundingan.

Can Dundar, seorang pengulas lain, juga percaya keinginan Erdogan telah menang dalam pembicaraan koalisi.

"Istana mendapatkan apa yang ia inginkan," katanya. Ia menyatakan AKP telah mempersiapkan diri bagi pemilihan umum dini saat melakukan perundingan bagi apa yang kelihatan untuk membentuk pemerintah koalisi dengan CHP.

Pelihan umum nasional dini pada 7 Juni, yang membuat AKP kehilangan mayoritas di Parlemen, memaksa semua partai politik untuk memasuki pembicaraan koalisi, kata banyak pengulas.

Pada Rabu, Presiden Erdogan kembali menyatakan ia mendukung pemilihan umum sela.

Ia berharap AKP, partai politik yang pimpin selama 13 tahun sebelum menjadi presiden, akan meraih kekuatannya untuk membentuk pemerintah satu partai dalam pemilihan umum dini.

AKP meraih hampir 40,87 persen suara dalam pemilihan umum terakhir.

(C003)