Bekasi (ANTARA News) - Mantan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar mengaku sedih mendengar para guru agama yang mengeluhkan jam mengajar yang sedikit.
"Saya sedih guru agama hanya mengeluhkan jam mengajar yang sedikit," kata Malik Fadjar saat menghadiri Sarasehan Nasional Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam sebagai rangkaian Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) di Bekasi, Rabu.
Ia mengatakan, salah satu tugas pokok negara dalam hal agama selain menjamin kemerdekaan untuk menjalankan ajaran agama adalah menyeleggarakan pendidikan agama. "Negara sudah cukup kehadirannya dalam pendidikan agama,” katanya.
Menurutnya, pendidikan agama bukan soal jam belajar, tetapi soal visi pendidikannya. "Yang terpenting dalam pendidikan agama adalah fitrah insaniyahnya, berbeda dengan pendidikan profesi,” katanya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini mengajak para guru agama tampil percaya diri menghadapi para siswa abad 21. Guru agama katanya perlu membekali keilmuan agama dengan berbagai aspeknya.
“Kalau ngomong susah, saya sudah kenyang. Guru agama harus cerah dan menyegarkan diri. Pendidikan agama harus menyenangkan dan diminati oleh siswa. Supaya cerah, guru-guru agama harus sering membaca,” katanya.
Pendidikan agama Islam sangat diharapkan untuk mengatasi berbagai perilaku menyimpang di kalangan siswa, seperti narkoba, tawuran dan pergaulan bebas. Terkait hal ini, kata Malik Fadjar, para guru agama tidak boleh hanya mengeluh.
"Yang diperlukan bagaimana memberikan kemampuan menangkal, jangan (mengeluh) bagaimana ini? Anak-anak kita ini hidup di keramaian, siapapun keluarganya bisa terserang,” katanya.
Menurut dia, pendididkan agama tidak berada di ruang vakum. Anak-anak berada di abad 21 dan sudah sangat akrab dengan teknologi. Jadi bukan mengajak anak-anak melawan arus zaman, tugas para guru agama adalah menjadikan anak-anak didik yang taat mengamalkan nilai-nilai agama Islam.
Sarasehan Nasional Pendidikan Agama Islam itu diseleggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Kementerian Agama di sela acara Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) VII Tahun 2015. Selain Malik Fadjar, Mantan Menristek dan Mendikbud M. Nuh juga hadir memberikan pencerahan kepada para kepala bidang pendidikan agama Islam dari seluruh Kantor Wilayah Kementerian Agama.
M. Nuh dalam kesempatan itu menyampaikan berbagai tantangan global yang dihadapi oleh Indonesia di abad 21. Abad 21 disebut-sebut sebagai abad kebangkitan Asia yang di dalamnya ada Indonesia. Penduduk Indonesia masih menempati rangking keempat terbesar di dunia. 88% penduduk Indonesia beragama Islam.
“Bicara Indonesia pasti tidak bisa lepas dari Islam. Bicara Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari Kementerian Agama. Dan bicara Kementerian Agama tergantung bapak ibu sekalian yang ada di sini,” katanya.
Menyambung paparan Malik Fadjar tentang pendidikan agama Islam pada abad 21, pelopor Kurikulum 2013 itu berpesan, para siswa perlu diajak berpikir orde tinggi (high order). Para siswa jangan diajak berpikir monoton, tapi membuka berbagai peluang dan kemungkinan.
Malik Fadjar sedih guru agama keluhkan jam mengajar
12 Agustus 2015 15:34 WIB
Mantan Menteri Agama yang juga anggota Wantimpres, Malik Fadjar (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: