Presiden Chad nyatakan berhasil atasi Boko Haram
12 Agustus 2015 09:59 WIB
Ilustrasi--Militer Chad menahan seorang pria yang dituduh menjadi bagian dari kelompok pemberontak Boko Haram di Gambaru, Nigeria, Kamis (26/2). Militer Chad menamakan pria tersebut "Tukang Jagal". Niger, Kamerun, dan Chad meluncurkan kampanye militer regional untuk membantu Nigeria mengatasi pemberontakan Boko Haram. (REUTERS/Emmanuel Braun)
NDjamena (ANTARA News) - Presiden Chad Idriss Deby menyatakan bahwa upaya untuk memerangi kelompok Boko Haram Nigeria telah berhasil dan menuntaskannya pada akhir tahun.
Kepada para wartawan di ibu kota NDjamena pada ulang tahun ke-55 kemerdekaan Chad dari Prancis, Selasa (11/8), Deby mengatakan: "Boko Haram telah dipenggal. Ada kelompok-kelompok kecil (anggota Boko Haram) yang tersebar di seluruh Nigeria Timur, di perbatasan dengan Kamerun. Kita pasti bisa mengatasi Boko Haram."
"Perang akan cepat selesai dengan pengaturan kekuatan regional, itu akan selesai akhir tahun," kata Deby mengacu kepada kekuatan lima negara baru yang akan mengakhiri pemberontakan berdarah enam tahun Boko Haram.
Ia menambahkan kekuatan baru dari Benin, Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria "akan beroperasi dalam beberapa hari".
Deby lebih lanjut menyatakan bahwa Boko Haram tidak lagi dipimpin oleh pemimpin yang menakutkan Abubakar Shekau dan penggantinya terbuka untuk melakukan pembicaraan.
"Ternyata ada seseorang yang disebut Mahamat Daoud yang katanya telah menggantikan Abubakar Shekau dan ia ingin bernegosiasi dengan pemerintah Nigeria," kata Deby.
"Bagi saya, saya akan menyarankan untuk tidak bernegosiasi dengan teroris," kata Deby, yang negaranya telah menjadi ujung tombak kekuatan regionl melawan Boko Haram.
Meski mengklaim kemajuan dalam memerangi para militan yang telah berulang kali menyerang daerah perbatasan Kamerun, Chad, dan Niger, dan bagian timur laut Nigeria, namun Deby mengakui bahwa pelaku bom bunuh diri masih menjadi ancaman.
Dalam beberapa pekan terakhir, pelaku bom bunuh diri, kebanyakan perempuan, telah melakukan beberapa serangan di Nigeria, Kamerun, dan Chad.
Seperti dilansir kantor berita AFP, dia juga mengatakan bahwa tantangannya adalah untuk "menghindari aksi teroris dan itulah mengapa kita harus mengatur di tingkat regional untuk mencegah bahan pembuat bom dan bahan peledak lainnya memasuki negara kita".(Uu.B020)
Kepada para wartawan di ibu kota NDjamena pada ulang tahun ke-55 kemerdekaan Chad dari Prancis, Selasa (11/8), Deby mengatakan: "Boko Haram telah dipenggal. Ada kelompok-kelompok kecil (anggota Boko Haram) yang tersebar di seluruh Nigeria Timur, di perbatasan dengan Kamerun. Kita pasti bisa mengatasi Boko Haram."
"Perang akan cepat selesai dengan pengaturan kekuatan regional, itu akan selesai akhir tahun," kata Deby mengacu kepada kekuatan lima negara baru yang akan mengakhiri pemberontakan berdarah enam tahun Boko Haram.
Ia menambahkan kekuatan baru dari Benin, Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria "akan beroperasi dalam beberapa hari".
Deby lebih lanjut menyatakan bahwa Boko Haram tidak lagi dipimpin oleh pemimpin yang menakutkan Abubakar Shekau dan penggantinya terbuka untuk melakukan pembicaraan.
"Ternyata ada seseorang yang disebut Mahamat Daoud yang katanya telah menggantikan Abubakar Shekau dan ia ingin bernegosiasi dengan pemerintah Nigeria," kata Deby.
"Bagi saya, saya akan menyarankan untuk tidak bernegosiasi dengan teroris," kata Deby, yang negaranya telah menjadi ujung tombak kekuatan regionl melawan Boko Haram.
Meski mengklaim kemajuan dalam memerangi para militan yang telah berulang kali menyerang daerah perbatasan Kamerun, Chad, dan Niger, dan bagian timur laut Nigeria, namun Deby mengakui bahwa pelaku bom bunuh diri masih menjadi ancaman.
Dalam beberapa pekan terakhir, pelaku bom bunuh diri, kebanyakan perempuan, telah melakukan beberapa serangan di Nigeria, Kamerun, dan Chad.
Seperti dilansir kantor berita AFP, dia juga mengatakan bahwa tantangannya adalah untuk "menghindari aksi teroris dan itulah mengapa kita harus mengatur di tingkat regional untuk mencegah bahan pembuat bom dan bahan peledak lainnya memasuki negara kita".(Uu.B020)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: